MOMENTUM, Bandarlampung--Calon Wakil Walikota Bandarlampung Bustomi Rosadi menyampaikan konsep pembangunan Bandarlampung Cerdas Berjamaah. Mulai dari konsep pendidikan, pelayanan kesehatan, UMKM, penanganan banjir hingga program unuk anak muda atau milenial.
Hal itu dipaparkannya dalam agenda dialog bersama pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Sukarame di Majelis Al Karim Rasyid, Jalan Ryacudu, Jalur II Korpri, Gang Hasan I, Minggu (15-3-2020).
Dalam dialog yang dipandu moderator ustadz Haidir, Sekretaris PCM Kecamatan Sukarame itu, Bustomi memaparkan sejumlah program yang akan dijalaninya jika diberi amanah masyarakat memimpin kota setempat.
Pihaknya memiliki target satu rumah warga muslim satu hafiz atau penghafal Quran. Sedangkan untuk agama lain menyesuaikan dengan kegiatan keagamaan lainnya.
“Saya dan pak Firmansyah akan menghidupkan semua kegiatan keagamaan untuk semua agama. Khusus yang beragama Islam, kami akan menjalankan program tahfiz (hafalan) Quran dengan mengembangkan TPA dan memakmurkan masjid-masjid,” kata pendamping calon Walikota Firmansyah Alfian itu.
Sementara, untuk mengembangkan kreativitas anak-anak muda Bandarlampung, Guru Besar Universitas Lampung (Unila) itu akan membangun smart city (kota cerdas) dan akan memasang satu kelurahan satu wifi gratis.
“Anak muda kan penuh kreativitas. Maka kami juga akan siapkan Co-Working Space (ruang bersama) untuk merangsang pertumbuhan UMKM baru di Bandarlampung guna meningkatkan ekonomi masyarakat. Kita kan ada 126 kelurahan, ya akan kita bangun Co-Working Space di semua kelurahan itu,” paparnya.
Kemudian untuk kesehatan, tak hanya menggratiskan pelayanan kesehatan, namun juga antar jemput pasien.“Jadi pasien yang sakit kita jemput untuk diantarkan ke rumah sakit. Dan setelah sembuh kita juga akan antar pasien ini ke kediamannya setelah dinyatakan sembuh. Intinya, jemput sakit pulang sehat,” ungkap dia.
Terkait dengan penanganan banjir, menurut Bustomi, diperlukan dukungan dan kerjasama dari masyarakat.
“Tanpa bantuan masyarakat, banjir tidak akan teratasi. Mulai dari membiasakan hidup bersih, tidak membuang sampah sembarangan, hingga membuat resapan air. Insyaallah banjir akan diatasi bersama-sama,” kita dia.
Artinya, kata Bustomi, selain membenahi fasilitas pencegahan banjir, seperti drainase, normalisasi sungai, tapi yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat itu sendiri. “Kuncinya di masyarakat. Karena itu kita libatkan mereka dalam hal penanganan banjir,” tegasnya. (ril)
Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum