MOMENTUM, Bandarlampung--Bakal pasangan calon (bapaslon) Walikota dan Wakil Walikota Bandarlampung, Firmansyah Y Alfian-Bustomi Rosadi siap mundur dari jabatannya jika mengecewakan masyarakat dalam menjalankan program kerja pembangunan di kota setempat.
“Jika terpilih nanti, kami hanya akan menjalankan tugas selama kurang lebih tiga setengah tahun. Jangankan sampai lima tahun, jika kami tidak mampu melaksanakan program kerja yang sudah kami buat, tidak perlu diminta kami akan mundur sendiri,” kata Firmansyah melalui pesan whatsapp yang diterima harianmomentum.com, Jumat (20-3-2020).
Hal itu dikatakan Firmansyah, didampingi Prof. Bustomi saat menjawab pertanyaan dari warga Bandarlampung dalam sebuah acara talkshow di salah satu televisi swasta, Kamis (19-3).
Menurut Firmansyah, dalam menjalankan program kerja yang sudah dibuat dalam visi dan misi, dia dan calon wakil walikota tidak bisa bekerja sendiri.
“Kami butuh kerjasama dari semua stakeholder, semua elemen masyarakat, terutama kaum muda dalam menjalankan program kerja,” ungkapnya.
Kata Firmansyah, itulah makna Berjamaah sesungguhnya. Berjamaah adalah jargon yang diusung Firmansyah Bustomi.
“Kami akan membangun Kota Bandarlampung bersama-sama dengan masyarakat. Masyarakat harus menjadi subjek pembangunan, bukan objek pembangunan,” paparnya.
Lebih lanjut Firmansyah memaparkan, ada lima program unggulan yang akan dia lakukan jika diberi amanah oleh masyarakat Bandarlampung. Semua program itu akan diwujudkan saat menjabat sebagai pimpinan di Kota Tapis Berseri.
Kelima program unggulan Bandarlampung Cerdas Berjamaah itu adalah Pinjaman Modal tanpa Agunan dan Riba (Pintar), Beasiswa Belajar SD sampai Sarjana (Bijaksana), Berobat Gratis sampai Sehat (Bersih), Pelayanan Bermutu dan Mudah (Petuah), dan Berbudaya dalam Keberagaman Hidup (Berkah).
“Untuk Program Bersih, berobat gratis sampai sehat, komitmen kami adalah jemput sakit pulang sehat,” ujarnya.
Artinya, sambung dia, tidak ada batas waktu. “Bukan tiga hari warga harus pulang. Jika ada warga yang butuh pelayanan pengobatan dan perawatan selama di rumah sakit syaratnya sangat mudah, hanya punya KTP Bandar Lampung. Nanti ada bagian yang mengurusnya,” kata Rektor IIB Darmajaya itu.
Bahkan, lanjut Firmansyah, yang paling utama dalam pembangunan kota adalah pelayanan bermutu dan mudah (Petuah). Terlebih, sambung dia, di era digital saat ini, masyarakat tidak harus mendatangi Kantor Disdukcapil untuk membuat KTP.
“Cukup menggunakan aplikasi, salah satunya kami akan membangun smart city, sehingga masyarakat pun bisa mengawasi jalannya roda pemerintahan di kota,” tutur Firmansyah, diamini Prof. Bustomi.(ril)
Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum