MOMENTUM, Bandarlampung--Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) mendapatkan 26 hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dalam kurun waktu satu tahun.
Dekan FP Unila, Profesor Irwan Sukri Banuwa mengatakan, hak paten yang diusulkan tidak serta merta langsung diterima oleh Kemenkumham melalui Direktorat Jenderal Hak Paten.
"Semua harus melalui beberapa proses. Jadi tahapannya cukup panjang yang harus dilalui, guna memperoleh hasil tersebut. Harus dicek dahulu oleh Kemenkumham," kata Irwan, Rabu (1-7-2020).
Hak paten yang diusulkan, tidak boleh ada kesamaan dengan milik orang lain serta saling klaim. Jika seperti itu, maka usulannya otomatis batal.
"Seperti ada judul yang hampir mirip dengan pihak lain yang telah memiliki hak paten. Otomatis usulannya langsung gugur, walaupun substansinya berbeda," kata dia.
Dia menyebutkan, Fakultas Pertanian Unila sebenarnya mengusulkan 32 hak paten kepada Kemenkumham pada tahun 2019.
"Namun, dari 32 hak paten itu yang diterima Kemenkumhan adalah 26. Kemudian sisanya masih dalam proses perbaikan," terangnya.
Dia menjelaskan, dalam memperoleh hak paten, pada umumnya membutuhkan waktu lima hingga tujuh tahun.
"Tetapi, kami dalam satu tahun telah memperoleh 26 hak paten. Walaupun bukan dalam hari yang sama," jelasnya.
Salah satu contoh hak paten Fakultas Pertanian Unila yakni, metode pemupukan dengan cara yang berbeda dari umumnya.
"Misalnya, jika Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian merekomendasikan pupuk untuk tanaman padi dalam satu hektare yakni, memberikan 200 kilogram urea, 100 kilogram TSP (triple super phosphate) serta 200 kilogram KCl atau Kalium Klorida," paparnya.
Justru, Fakultas Pertanian Unila hanya melihat kebutuhan pupuk itu berdasarkan satu rumpun tanaman, bukan per hektare.
"Kami melakukan cara memenuhi kebutuhan per tanaman, bukan per hektare sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal," pungkas dia.(**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Agus Setyawan
Berikut daftar hak paten yang diperoleh Fakultas Pertanian Unila dalam setahun:
1. Metode Pemupukan
2. Biofungisida yang mengandung trichoderma aspergillum dan Curcuma aeruginosa sebagai
3. Komposisi biopeptisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman
4. Proses pengolahan rusip tidak spontan dengan penambahan kultur cair campuran bakteri asam laktat
5. Metode untuk memproduksi tepung ubi jalar ungu kaya serat pangan dan antioksidan secara modifikasi fisik
6. Komposisi lembar kering (Nori) yang dapat dimakan berbahan baku daun ubi
7. Proses pembuatan instan jagung manis
8. Proses pembuatan biogas dari rumput gajah
9. Proses produksi metil ester sulfonat dari metil ester CPO parit
10. Bahan campuran untuk memasak nasi yang menghasilkan nasi antioksidan tinggi
11. Komposisi ragi cair kakao
12. Proses pembuatan minuman kombucha pulpa kakao
13. Proses mikroenkapsulasi pembuatan beras siger dari ubi kayu sebagai makan penderita diabetes
14. Proses produksi dan formulasi minuman probiotik sari jambu biji merah dengan penambahan ekstra jahe merah
15. Proses pembuatan pengawet pangan dari kulit pisang muli
16. Proses pembuatan pengawet pangan dari daun singkong karet racun
17. Produksi es krim dari susu kambing dengan modifikasi umbi suweg
18. Proses pemisahan pewarna alami beranthosianin dari ubi jalar ungu secara fermentasi laktat
19. Alat pemipil jagung semi mekanis
20. Alat jemur semi mekanis untuk menjemur produk pertanian
21. Formulasi ekstrak kompos cair sebagai pembawa beauveria spp
22. Kereta gantung untuk transportasi produk pertanian
23. Formulasi kombinasi biofungisida dengan fungisida nabati sebagai pengendali penyakit busuk pangkal batang lada
24. Ransum berbasis limbah sawit untuk pakan ternak ruminansia
25. Pembuatan mutan jamur trichoderma
26. Alat penghancur batang singkong
Editor: Harian Momentum