MOMENTUM, Gunungsugih--Kecewa bantuan langsung tunai (BLT) tidak tepat sasaran, massa bentrok dengan petugas Kepolisian Resor (Polres) Lampung Tengah (Lamteng), Senin (27-7-2020).
Ratusan orang tersebut membakar ban hingga melempari petugas kepolisian. Peristiwa itu terjadi saat panitia menyiapkan pembagian BLT berdasarkan pendataan perangkat kampung untuk warga yang mendapat bantuan dari Pemerintah terkait dengan pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Karena terdapat pembagian bantuan yang tidak merata. Masyarakat yang tidak menerima BLT, bermusyawarah dan melakukan unjukrasa ke kantor DPRD Lamteng.
Dalam menyampaikan aspirasi di gedung DPRD setempat, masyarakat pun mengindikasikan bahwa dana BLT telah diselewengkan oleh panitia.
Mendengar kabar itu, selanjutnya Kapolsek Gunungsugih melaporkan informasi kepada kapolres bahwa akan adanya unjung rasa yang dilakukan oleh warga yang tidak puas terkait BLT.
Situasi makin dramatis, ketika anggota Sat Sabhara Polres Lamteng yang melaksanakan pengamanan di lokasi dewan, ditambah anggota tim negosiator polwan.
Unjuk rasa yang berawal damai, akhirnya demo memanas dan rusuh. Semakin dramatis, massa mulai membakar-bakar ban bekas dikarenakan aspirasi yang mereka inginkan tidak terealisasi.
Massa pun melempari petugas yang berjaga dan petugas Dalmas berusaha memukul mundur supaya tidak melakukan anarkis dan petugas melindungi diri ditameng dengan sikap formasi berlindung.
Demikian, skenario yang dimainkan dalam simulasi pengamanan unjuk rasa konflik terkait pembagian bantuan sosial (bansos) Covid-19 di Kabupaten Lampung Tengah.
"Anggota Sabhara bersama tim negosiator Polwan melaksanakan pengamanan di DPRD Kabupaten Lampung Tengah," kata Kasatsabhara AKP Zulkifli mewakili Kapolres AKBP Popon Ardianto Sunggoro.
Ia mengatakan, simulasi pengamanan aksi anarkis massa dilakukan apabila unjuk rasa memanas dan rusuh, serta massa mulai membakar-bakar ban bekas di jalan. Kemudian massa yang tidak terbendung karena aspirasi yang meraka inginkan tidak terealisasi.
"Jika massa sudah tidak terbendung, maka petugas akan menembakkan gas air mata dan water cannon, serta Dalmas terus mendorong massa untuk mundur. Apabila terjadi korban di lapangan tim Dokkes segera melakukan pertolongan," imbuhnya.(**)
Laporan: Her/Asdijal
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum