MOMENTUM, Bandarlampung-- Polemik kepastian status kesehatan Loekman Djoyosoemarto dan istri mengundang perhatan publik. Salah satunya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Ketua IDI Bandarlampung Dr Aditya M Biomed mengatakan perbedaan hasil uji laboratorium bukan sesuatu hal aneh. Menurut dia di Provinsi Lampung yang memiliki polymerase chain reaction (PCR) hanya empat tempat.
"PCR ini hanya ada di kantor saya laboratorium kesehatan daerah (Labkesda), Balai POM (Pengawas Obat dan Makanan), Rumah Sakit Abdul Moeloek dan Veteriner. Jadi hanya empat ini yang punya PCR di Lampung," kata dr Aditya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (30-9).
Sedangkan, untuk di Rumah Sakit (RS) Ahmad Yani Kota Metro, meskipun menggunakan swab namun alat yang digunakan TCM (tes cepat molekuler).
Namun soal standar menurut WHO (World Health Organization) untuk menentukan Covid-19 yakni PCR.
"Mungkin di Mayapada Hospital menggunakan PCR. Sekali lagi Covid-19 ini soal standarnya yang diakui dunia adalah tetap PCR. Jadi tidak aneh jika kemungkinan hasilnya berbeda, karena memang alat dan teknologinya juga berbeda," sebutnya.
Meski demikian, dia mengakui TCM memiliki keunggulan kecepatan dalam memberikan hasil serta lebih baik daripada rapid test atau tes cepat.
"Masing- masing punya kelebihan. TCM unggul dalam kecepatan hasil. Namun PCR lebih berkualitas menentukan diagnosis Covid-19," terangnya.
Dia menjelaskan, TCM itu awalnya untuk TB paru. Sistem kerja alatnya dapat memeriksa molekuler dan dapat juga untuk memeriksa kuman.
Karena kecanggihan alat tersebut dan keterbatasan PCR, sehingga pemerintah memodifikasinya.
"Jadi dimodifikasi dengan mengganti catridge dan lain sebagainya akhirnya dapat digunakan untuk Covid-19. Tapi hal seperti ini dilakukan di dunia, bukan hanya di Indonesia yang memodifikasi TCM," jelasnya.
Selain itu, untuk tiga pejabat di Lamteng yang dinyatakan terjangkit Covid-19 berdasarkan hasil tracing Loekman Djoyosoemarto, belum tentu ditularkan dari bupati non-aktif itu.
"Siapa yang bisa memastikan tiga orang itu dari Pak Loekman, belum tentu dari beliau. Karena mungkin 14 hari sebelumnya mungkin tiga orang tersebut berkontak dengan orang lain," sebutnya. (**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Andi Panjaitan
Editor: Harian Momentum