MOMENTUM, Bandarlampung-- Realisasi proyek pembangunan menara masjid Al-Furqon yang menelan anggaran lebih dari Rp29 miliar patut dipertanyakan.
Hingga kini, proyek menara setinggi 114 meter yang dimulai sejak tahun 2017 itu belum bisa dimanfaatkan. Diduga lift belum bisa dioperasikan dan beberapa item pekerjaan belum selesai.
Bahkan, sudah sepuluh bulan kontrak selesai tapi hasil pekerjaan PT Zsazsa Abadi Mandiri belum diserahterimakan ke pengelola masjid.
“Sampai sekarang belum diserahterimakan pada kami. Kondisi menara masih terkunci,” ujar seorang pengurus masjid yang meminta namanya tidak disebut.
Baca Juga: Sejak Awal, Proyek Menara Masjid Sudah Bermasalah
Menurut dia, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bandarlampung bersama rekanan pernah mengajak beberapa pengurus masjid masuk ke dalam.
“Pengurus masjid pernah diajak masuk ke dalam untuk melihat hasil pekerjaan. Banyak yang belum selesai. Tapi hanya sebatas itu. Waktu itu lift belum bisa digunakan dan masih terkunci,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, kontrak pekerjaan itu seharusnya selesai pada Desember 2019. Tapi, hingga Maret 2020 sejumlah pekerja dari pihak rekanan masih beraktifitas di dalam.
"Belum ada penyerahan kunci kepada kami, selaku pengurus masjid setempat," ujarnya.
Sumber harianmomentum.com di lingkungan pemkot Bandarlampung menyebut jika proyek tersebut syarat dengan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).
“Mulai tender sudah dikondisikan kepada rekanan langganan spesialis gedung. Kemudian lift diduga bermasalah karena belum beroperasi,” ujarnya.
Dia juga merasa aneh jika Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bandarlampung mengaku pasokan listrik kurang sehingga membuat lift belum dapat beroperasi.
“Itu menara dibangun sejak tahun 2017. Logikanya, jika sudah tau pasokan listrik kurang, kenapa tidak diantisipasi sejak awal? Toh di tahun 2020 ada anggaran pembelian lampu hias. Tapi kenapa anggaran untuk penambahan daya listrik tidak ada. Masuk logika nggak?” ketusnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bandarlampung Iwan Gunawan mengaku hingga kini lift di menara masjid belum dapat beroperasi karena minimnya daya listrik.
Sehingga pihaknya masih berupaya menambah daya listrik ke PLN setempat. "Pengelola masjid sedang mengupayakan penaikan daya listrik, agar lift dapat berfungsi," kata Iwan, Rabu (16-9-2020).
Kendati demikian, Iwan mengklaim jika lift tersebut sudah pernah diuji coba sebelum serah terima dari rekanan kepada Dinas PU. "Tapi kalau liftnya sudah pernah diuji coba pada waktu itu," ujarnya belum lama ini.
Anehnya, Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya DPU Bandarlampung Supardi justru mengaku jika lift belum pernah dioperasikan karena daya listrik tidak kuat.
"Lift belum dapat difungsikan karena daya listriknya besar. Jadi daya listrik yang saat ini tersedia di masjid tidak mampu. Harus ada penambahan daya atau teravo listrik khusus untuk menara itu sendiri," sebutnya.
Terkait peresmiannya hanya menunggu perintah dari Walikota Herman Hn. "Kalau naskah perjanjian hibah daerah sudah selesai, hanya menunggu serah terima kepada pengurus masjid. Tapi sampai saat ini belum ada arahan dari walikota. Karena masih pandemi covid-19," kilah Supardi.
Sementara Walikota Bandarlampung Herman HN saat diwawancara beberapa waktu lalu mengatakan, pembukaan menara masjid setinggi 114 meter itu, dilaksanakan setelah melakukan serah terima dengan pengurus Masjid Al Furqon.
"Nanti serah terima dulu dengan pengurus masjid," ujar Herman saat dikonfirmasi di lingkungan Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung, Kamis (16-7-2020).
Meski demikian, dia enggan menyebutkan kapan pelaksanaan pembukaan menara yang digadang-gadang, akan menjadi salah satu simbol Kota Bandarlampung itu. "Nanti dulu. Kamu desak-desak. Ya nanti setelah serah terima dengan pengurus masjid," ujarnya.
Diketahui proyek menara masjid yang digagas walikota Bandarlampung itu sudah menelan anggaran Rp30,5 miliar lebih.
Tahap pertama (Tahun 2017) dianggarkan sebesar Rp10 miliaryang dikerjakan oleh PT Bentang Kharisma Karya.
Kemudian tahap kedua pada tahun 2018 senilai Rp8 miliar dikerjakan PT Karya Kamefada Wijaya Indonesia.
Selanjutnya pada tahun 2019 dipecah menjadi dua paket pekerjaan yang dikuasai oleh PT Zsazsa Abadi Mandiri dengan masing- masing paket senilai Rp6,5 miliar dan Rp4,5 miliar.
Kemudian di tahun anggaran 2020 kembali digelontorkan anggaran sebesar Rp1,5 miliar untuk pemasangan lampu hias menara. (**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Andi Panjaitan
Editor: Harian Momentum