Harga Kedelai Melonjak, Ukuran Tahu dan Tempe Makin Kecil

img
Suyitno produsen tempe di Kelurahan Gunungsulah.

MOMENTUM, Bandarlampung--Sepekan terakhir, harga kedelai di Banarlampung melonjak dari Rp6 ribu sampai Rp6.500 menjadi Rp9 ribu hingga Rp9.500 per kilogram. 

Menurut Kepala Dinas Pangan Kota Bandarlampung, I Kadek Sumartha harga kedelai di kota ini tak berbeda dengan yang terjadi dengan di daerah lain di Indonesia.

Alasannya, Kadek menyebut kenaikan harga kedelai dipicu oleh negara Tiongkok yang meningkatkan impor bahan baku tahu dan tempe tersebut hingga 60 persen.

"Normalnya, harga kedela antara Rp6 ribu hingga Rp6.500 per kilogram," kata Kadek, Jumat (8-1-2020).

Kadek memperkirakan kenaikan harga kedelai tidak berangsur lama. "Perkiraan, akhir Januari ini harga kedelai kembali normal. Karena setelah impor dunia kembali normal maka harga kedelai impor di sini akan ikut normal," terangnya.

Kendati harga kedelai naik, Kadek mengklaim tidak berpengaruh besar terhadap harga pangan hasil olahan kedelai. Produsen tempe dan tahu menyiasati dengan mengecilkan ukurannya. Tidak menaikkan harga jual.

Hal itu diakui Suyitno, produsen tempe di Kelurahan Gunungsulah, Bandarlampung. "Kami terpaksa memperkecil ukuran tempe agar tetap untung dan konsumen masih mau membeli," katanya.

Meski dia mengaku omsetnya juga menurun. Sebelum kenaikan harga kedelai, Suyitno memproduksi sekitar 80 kilogram tempe perhari. Saat ini rata-rata hanya 60 kilogram. (**)

Laporan: Vino Anggi Wijaya

Editor: M Furqon.






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos