Tarhib Ramadan PTPN VII: Kuatkan Iman Agar Alam Bersahabat

img
Pengajian agama menjelang Ramadan di PTPN VII.

MOMENTUM, Bandarlampung--Sehari menjelang Ramadan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII mengundang penceramah untuk memberi pencerahan kepada seluruh insan perusahaan, Senin (12-4-2021). 

Dikemas dalam tarhib Ramadan, Ustad Mufidz Abdullah mengingatkan seluruh karyawan untuk memantapkan keimanan kepada Allah SWT. Sebab, setiap gerak makhluk, termasuk perkebunan PTPN VII, dalam kendali Allah SWT.

“Mari tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT agar alam senantiasa bersahabat dengan kita,” kata salah satu pengasuh Pondok Pesantren Alhikmah, Bandarlampung ini.

Mufidz juga mengingatkan jemaah tentang keutamaan Bulan Suci Ramadan. Ada tiga fase dalam 30 hari Ramadan. Pada 10 hari pertama adalah fase di mana setiap detiknya bertabur berkah Allah. Fase 10 hari kedua sebagai hari-hari penuh kemuliaan. Dan 10 hari terakhir adalah fase pengampunan Allah.

“Jika tiga fase itu bisa kita isi dengan kesempurnaan ibadah, maka derajat keimanan kita di hadapan Allah akan naik. Jika iman kita teguh dan penuh keyakinan, maka Allah akan memuliakan hidup kita. Jika Allah berkehendak apapun, termasuk kejayaan PTPN VII, maka tidak ada yang bisa menghalangi,” kata dia.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Harmonis Kantor Direksi dihadiri Direktur PTPN VII Doni P. Gandamihardja, SEVP Business Support Okta Kurniawan, dan para kepala bagian. Sementara, para manajer unit, direktur anak perusahaan, dan Kepala Kantor Penghubung mengikut secara virtual melalui zoom meeting.

Sebelum kajian, Doni mengajak karyawan PTPN VII menyongsong Ramadan dengan sukacita. Ada makna ilahiah yang sangat besar dalam Ramadan dari sekadar rutinitas ibadah tahunan, yakni kesempatan kepada setiap umat muslim untuk menaikkan predikat imannya.

Janji Allah untuk mengangkat derajat umat yang beriman, kata Doni, sangat beralasan. Sebab, selama sebulan umat diuji dengan berbagai bentuk pembatasan terhadap sesuatu yang halal dan baik. Juga menjaga diri dari kebiasaan buruk.

“Puasa harus menjadi ibrah atau pelajaran bagi kita tentang apa yang selama ini kita makan dan minum. Apakah dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi selama ini terkontaminasi hal-hal yang haram, ataupun kita dapatkan dengan cara yang haram? Adakah saudara-saudara, rekan kerja kita, atasan ataupun bawahan kita, mitra kita yang kita dzolimi? Akankah kita siap mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah?”

Doni juga mengingatkan tentang PTPN VII, perusahaan yang menjadi ladang rezeki untuk dijaga dan didoakan dengan sepenuh iman. Upaya apapun yang dilakukan seluruh karyawan untuk berbudi daya, otoritas tertinggi untuk suksesnya tetap ada pada Allah SWT. (*)

Editor: Nurjanah/Rls.






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos