MOMENTUM, Bandarlampung--Perjuangan Raden Ajeng Kartini patut diapresiasi dan disyukuri. Bila tidak ada perjuangan penyamaan gender pada era itu, tidak akan ada wanita-wanita hebat seperti sekarang ini.
Wanita-wanita Indonesia ada yang menjadi Presiden dan sudah banyak yang menjadi meteri di pemerintahan.
“Ini patut kita syukuri, demokrasi di Indonesia sudah banyak wanita yang berperan,” ujar ibu bernama lengkap Laila Al Husna, saat berbincang dengan harianmomentum, di Galeri Batik Siger Lampung Kemiling, Bandarlampung, Rabu (21-4-2021).
Menurut dia, perempuan Indonesia sangat luar biasa, sudah dapat berdemokrasi dengan baik. Sudah ada kesetaraan dengan laki-laki. Sudah sama-sama duduk di parlemen.
Kartini-Kartini Indonesia ini luar biasa, bisa tanggauh dalam situasi apapun, seperti masa pandemi saat ini. Masih banyak wanita yang inspiratif dengan karya dan idenya bisa disalurkan kepada oranglain.
Sebagai salah satu pioneer Batik Lampung, Pemilik Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LKP) Siger Mau Lemah Batik ini, mengaku sangat bangga dengan karya karya yang dihasilkan. Apalagi saat ini masyarakat Lampung sudah mulai mencintai dan membudayakan batik.
Hingga saat ini sudah lebih dari 300 orang lulusan dari LKP Siger yang dipimpinnya. Para alumni ini sudah ada yang mengajar batik dan membuka usaha sendiri. Kita ajarkan dengan nilai leadership sehingga alumni dari Batik Siger bisa membuka usaha.
“Saya sangat bersyukur ilmu yang saya ajarkan bisa bermanfaat bagi kehidupan orang lain,” katanya.
Sejak dikenal 2009 kini sudah mulai dicintai. Tahun 2008 kami mengenalkan dan mengajari orang-orang di sekitar lingkungan untuk membatik dan memproduksi hingga memperkenalkan Batik Lampung.
“Alhamdulillah kini masyarakat Lampung sudah mulai mencintai batik motif Lampung salah satunya PWI Lampung, setiap tahun selalu membuat seragam untuk Hari Pers Nasional (HPN) di galeri kami,” ujar ibu yang akrab disapa Una ini.
Berkat ketekunan dan bangga akan budaya nenek moyang, hasil karyanya kini sudah dipasarkan ke pasar Internasional. Tidak itu saja, Una juga mempromosikan karya nya melalui gelaran fashion show hingga ke mancanegara diantaranya Amerika, Abudabi, Turki, Muskow, Rusio, dan Kairo.
Bahkan lembaga dan sanggar batiknya pernah dikunjungi Australia Rural Leadership Foundation. Dalam kunjungan itu, mereka belajar bagaimana membuat batik tulis dan menawarkan kerjasama pemasaran batik.
Di Batik SIger sendiri, saat ini ada 30 orang karyawan yang siap membantu membuat batik batik khusus motif Lampung. Dari total karyawan ini 75 persen perempuan perempuan inspiratif yang kuat akan menghadapi semua tantangan. “Walaupun di era pandemi, mereka tetap bersemangat menghasilkan karya karya yang luar biasa,” tutup Una. (**)
Editor: Nurjanah
Editor: Harian Momentum