MOMENTUM, Bandarlampung--Ketua Partai Gerindra Kota
Bandarlampung Andika Wibawa lebih memilih mudik ke kampung halaman, ketimbang
berdiam di kota setempat pada Idul Fitri 1442H.
Menurut Andika, mudik adalah tradisi yang harus dijalani,
dalam situasi apapun juga. Apalagi, anjuran mudik berkaitan dengan silaturahmi
yang memang diwajibkan oleh agama.
“Mudik itu bukan tanpa alasan, minimal bertemu orang tua.
Kita di kota bertahun-tahun, jarang bertemu orang tua di kampung. Dalam Al-Quran
dijelaskan: temui orang tuamu selagi mampu,” kata Andika pada
harianmomentum.com, Senin (10-5-2021).
Untuk itu, pada lebaran kali ini Andika pun mengaku akan
mudik ke kampung halaman sang istri di bilangan Labuanmaringgai, Kabupaten Lampung
Timur. “Saya lebih takut dengan Allah ketimbang pemerintah,” ujarnya.
Meski demikian, Andika tetap mendukung program pemerintah
dalam pencegahan covid-19. Namun, sambung dia, seyogyanya tidak perlu ada
larangan mudik. Cukup perketat protokoler kesehatannya saja.
“Sewajarnya sajalah. Mudik pakai prokes, diperketat lagi penerapannya.
Kasihankan yang bertahun-tahun mau bertemu sanak keluarga di kampung tapi tidak
diperkenankan,” ucapnya.
Jika imbauan pemerintah dalam kategori kewajaran, menurut
dia, masyarakatpun akan mengerti, bahkan simpati.
“Kalau beginikan (dilarang mudik), kasihan masyarakat.
Bahkan saya dengar ada yang nekat menerobos gerbang (penjagaan), dan menempuh
cara-cara lain yang membahayakan. Itu demi bertemu dengan orang tuanya dan
keluarganya di kampung halaman,” ungkapnya.
Terlebih, sambung dia, mayoritas masyarakat yang merantau
baru punya momen pulang kampung ketika lebaran. Setelah bertahun-tahun bekerja
di luar kota.
“Inikan aneh, kalau sampai Salat Idul Fitri dilarang, tapi
pariwisata dibuka. Itu sesuati yagn kayaknya ganjil menurut saya. Pemerintah
itukan kewajibannya mensejahterakan rakyat, bukan menindas atau menganaktirikan,”
ucapnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum