Penerimaan Calon Maba, Umitra Ketatkan Prokes

img
Terdapat pembatas antara petugas dan calon mahasiswa baru Umitra. Ada Foto: ist

MOMENTUM, Bandarlampung--Meski telah dibuka secara online, namun tak bisa dipungkiri masih banyak calon mahasiswa baru (maba) yang lebih memilih datang langsung ke lokasi kampus saat mendaftarkan diri.

Kepala Pusat Humas, Kerjasama dan Marketing Universitas Mitra Indonesia (Umitra), Agus Setiyo mengakui hal tersebut.

Untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 di lingkungan kampus, Agus menyatakan bahwa kampus Umitra menerapkan protokoler kesehatan (prokes) secara ketat dalam menerima pendaftaran calon maba.

“Kita persilakan calon mahasiswa baru untuk datang langsung ke kampus. Ada staf yang siap melayani pendaftaran. Tapi, setiap calon mahasiswa yang hadir wajib mengenakan protokoler kesehatan. Minimal menggunakan masker,” kata Agus pada harianmomentum.com, Selasa (22-6-2021).

Selain itu, kampus yang secara umum dikomandoi oleh Andi Surya itu telah menyediakan berbagai prokes, untuk menjaga sivitas akademika kampus setempat dari virus corona.

“Setiap yang hadir dicek suhu tubuhnya oleh petugas keamanan di depan gerbang. Kalau normal, boleh masuk,” jelasnya.

Baca juga: Sosialisasi Kampus Lewat Medsos Jadi Andalan Umitra

Di dalam ruangan penerimaan mahasiswa, kampus setempat juga telah menyediakan hand sanitizer yang bisa digunakan oleh semua pengunjung yang hadir.

“Nah, dalam perekrutan karena sekarang situasinya masih dalam pandemi, antar calon mahasiswa yang daftar kita beri jarak tempat duduknya,” ucapnya.

Kemudian, sambung dia, petugas yang melayani calon maba juga berada di meja yang telah ditutupi oleh kaca atau plastik bening.

“Ini upaya kami dalam mencegah covid-19 di lingkungan kampus. Kami tidak ingin ada pengunjung dari luar yang membawa virus lantas staf kami terjangkit,” kata Agus.

Di kampus setempat, terdapat juga banyak selogan agar para mahasiswa taat prokes ketika datang ke kampus yang berada di Jalan Zainal Pagar Alam itu.

“Dalam pola pembelajaran, kita juga masih terapkan pole hybrid. Kalaupun ada yang belajar di kelas, tetap kita batasi. Jadi yang semula satu kels, kita pecah jadi tiga. Misal kalau sebelum pandemic satu kelas 30 orang, sekarang satu kelas cukup 10 orang saja,” paparnya.   

Dia berharap, dengan penerapan prokes secara ketat covid-19 segera berlalu. “Tugas kita bersama, termasuk instansi pendidikan untuk menjaga diri dan keluarga serta lingkungan dari covid-19. Caranya ya dengan taat prokes tentunya,” terangnya.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra Widi






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos