Sempat Terjebak Galian Sumur, Seekor Tapir Kabur ke Hutan Perkampungan Warga di Gisting

img
Seekor Tapir terjebak dibekas galian sumur kebun warga di Kecamatan Gistingbawah Kabupaten Tanggamus.

MOMENTUM, Gisting--Seekor tapir terjebak dibekas galian sumur di kebun warga Pekon/Desa Gistingbawah, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Namun, saat hendak dievakuasi ke kandang, satwa dilindungi itu akhirnya lepas dan lari ke hutan perkampungan warga setempat, Kamis (15-7-2021). 

Kepala Pekon Gistingbawah Safari mengatakan, tadi siang mendapatkan laporan warga, kalau ada hewan yang terjebak dibekas galian sumur di kebun warga.

"Saat itu, saya langsung ke lokasi untuk melihat hewan tersebut, dan ternyata itu salah satu hewan yang dilindungi (Tapir) berukuran besar kurang lebih seperti anakan sapi," katanya.

Mengetahui itu, dia langsung menghubungi pihak Damkar dan BKSDA agar dapat mengevakuasi satwa dilindungi itu.

Safari melanjutkan, Tapir itu terjebak dalam lubang bekas sumur sedalam 1,2 meter dengan diameter satu meter.

Satwa tersebut diperkirakan berasal dari gunung Tanggamus. "Baru kali ini saya melihat hewan itu," ungkap Safari.

Dia berpesan kepada masyarakat agar tidak menyakiti hewan tersebut, karena termasuk satwa itu dilindungi.

"Biarkan para petugas yang menangani, agar bisa dipulangkan ke habitatnya, mungkin ini menjadi ikon Kabupaten Tanggamus yang memiliki hewan langka," jelas Safari.

Fungsional Seksi Konservasi BKSDA Lampung Irham mengatakan, upaya evakuasi tapir dari sumur memang berhasil. Namun, gagal dimasukan ke kandang. 

Bagi BKSDA hal itu tidak masalah, pastinya sudah berhasil dikeluarkan dari lubang yang menjebaknya dan kembali ke habitatnya.

"Kami bersama berbagai intansi terkait berhasil melepaskan tapir dari lubang, dan kini langsung dilepasliarkan. Sebab tempat ini mendukung karena tapir bisa bertahan hidup," ujar Irham.

Dia menyebutkan, lepasnya Tapir tidak akan membahayakan masyarakat karena bukan hewan buas. 

"Kami yakin tapir itu akan masuk hutan, tidak mungkin lari ke pemukiman warga," ujar Irham.

Proses Evakuasi

Dalam proses evakuasi memang diputuskan tidak menggunakan obat bius. "Sebab hasil konsultasi dengan Dokter hewan di BKSD Bengkulu, hewan itu rawan mati karena obat bius, jadi kita tidak memberi obat bius," ucap Irham.

Proses evakuasi berlangsung selama dua jam, sebelum itu masih berupa mengamankan dan menjaganya agar tidak stress.

Upaya evakuasi dilakukan bersama oleh masyarakat, anggota Tim Pemadam Kebakaran, anggota Polres Tanggamus, Kodim Tanggamus, TNBBS, Polhut.

Proses evakuasi dengan memberikan jalur menuju sumur untuk jalan tapir keluar. Sebab ternyata ukuran tubuhnya sama dengan kerbau dan perkiraan bobotnya 2 sampai dengan 3 kwintal.

"Saat tapir sudah berhasil keluar dari sumur dan sudah masuk ke kandang, namun sayang pintu kandang terbalik. Akhirnya tapir mendorong ke belakang dan keluar dari kandang," ujarnya.

Setelah itu berontak dan mengalahkan ikatan tambang yang ditarik dan dijaga oleh orang yang mengevakuasi. Kini belum diketahui keberadaan tapir tersebut.

Irham mengaku, sementara ini timnya masih siaga di Pekon Gistingbawah sambil sosialisasi ke masyarakat agar menjaganya, tidak memburu dan melaporkan jika melihatnya.

Irham menjelaskan, tapir adalah hewan tunggal tidak berkelompok. Lalu aktif pada malam hari dan tersebar di Sumatera, Kalimantan, bahkan ternyata masih ada di Tanggamus. 

Dugaanya tapir tersebut berasal dari hutan register 39 Gunung Tanggamus, lalu turun karena kondisi hutan yang berkurang dan untuk mencari makan. (**)

Laporan: Galih/Asdijal

Editor: Agus Setyawan






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos