MOMENTUM--Alhamdulillah, pada Selasa 20 Juli 2021, bisa melaksanakan salat Idul Adha berjemaah di masjid secara aman dan nyaman. Tidak dihantui kekhawatiran dibubarkan satgas pandemi Covid-19.
Para jemaah terutama yang berada di dalam masjid, juga tidak lagi takut dengan Covid-19. Terlihat, jemaah berdiri rapat-- yang memang menjadi syarat kesempurnaan salat berjamaah. Tentu, seluruh jemaah memakai masker, mengikuti protokol kesehatan terkait Covid-19.
Di tengah situasi pandemi yang masih juga belum berakhir, bahkan terjadi peningkatan kasus warga yang terpapar virus Corona, upaya umat Islam yang tetap salat Idul Adha dan berjamaah di masjid patut dihargai dan disyukuri.
Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk melawan Covid-19. Dan menghabiskan dana miliaran rupiah. Selama lebih dari setahun, energi bangsa mulai dari pemerintah pusat hingga pelosok desa, terkuras untuk mengatasi pandemi.
Kendati demikian, pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Bahkan, pada Juli 2021, ini justru dikabarkan terjadi peningkatan warga yang terpapar virus Corona.
Melihat upaya dan kondisi terjadi saat ini, sudah seharusnya bangsa Indonesia perlu melakukan upaya lain dalam melawan pandemi Covid-19.
Bagi umat Islam, salah satu pelajaran yang seharusnya diikuti dari Idul Adha adalah berserah diri. Seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Keberserahan-diri Nabi Ibrahim terhadap Tuhannya, saat Bapak Para Nabi itu diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail Alaihissalam.
Andikan saja, Nabi Ibrahim hanya menggunakan akal sehatnya, tentu, dia akan menolak. Banyak alasan yang masuk akal untuk tidak mematuhi perintah Allah menyembelih Nabi Ismail.
Misalnya, bagaimana mungkin seorang bapak harus menyembelih anak sendiri. Jelas, itu perbuatan sadis, tak manusiawi, dan perilaku tidak beradab.
Namun, Nabi yang bergelar Khalilullah --kekasih Allah, tak sedikit pun menyelisihi perintah Allah. Dia abaikan kesombongan diri dan akalnya. Nabi Ibrahim pasrah dan berserah diri, sami'na waatho'na, mendengar dan mematuhi perintah Allah.
Dengan kepatuhan dan kepasrahannya, Allah akhirnya mengutus malaikat mengganti Nabi Ismail dengan domba untuk disembelih. Dan, Nabi Ibrahim pun terhindari dari perintah yang secara logika bisa dinilai akan menjadi bencana bagi seorang utusan Allah.
Kepasrahan diri Nabi Ibrahim di atas, seharusnya menjadi pelajaran berharga dan diteladani umat Islam dalam menghadapi setiap masalah, termasuk pandemi Covid-19.
Tak cukup hanya dengan mengerahkan aparatur dan anggaran. Tetapi perlu dibarengi dengan mengerahkan seluruh komponen bangsa untuk berserah diri dan berdoa kepada Sang Maha Pencipta, Allah Subhanahu Wataala.
Kerahkan umat Islam untuk kembali memenuhi masjid dan memohon kepada Allah yang Maha Penjaga dan Maha Pencipta untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
Juga, jauhi dan tinggalkan apa pun yang dilarang Allah. Patuhi dan laksanakan dengan berserah diri semua perintah Allah. Bukankah umat Islam diajarkan bahwa bersedekah dapat menghindarkan bencana?
Dengan seluruh upaya tersebut, Insya Allah, pandemi Covid-19 akan berakhir dan kita semua selamat dari bencana akibat virus yang berlarut-larut.
Semoga kita semua menjadi hamba yang berserah diri sepanjang waktu kepada sang Maha Pencipta.
Selamat Idul Adha 1442/2021. Tabik. (*)
Muhammad Furqon - Anggota Dewan Redaksi Harian Momentum
Editor: Harian Momentum