MOMENTUM, Pringsewu--Terorisme merupakan kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan dan berdampak luas di masyarakat.
Karena terorisme menyebabkan ketakutan, ancaman, ketidaknyamanan, ketidaktenteraman, penderitaan fisik, psikis bahkan kematian.
Apalagi saat ini, jaringan terorisme telah menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai sasaran untuk dilibatkan dalam sejumlah aksi terorisme.
Demikian dikatakan Sekretaris Daerah Kabupaten Pringsewu Heri Iswahyudi saat membuka Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka tindak lanjut pencegahan, penanganan dan perlindungan anak korban stigmatisasi dan jaringan terorisme secara virtual dari Ruang Rapat Bupati Pringsewu, Jumat (30-7-2021).
Heri Iswahyudi mengatakan, ada dua faktor penyebab mengapa perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang rentan terpapar faham radikalisme dan terorisme yakni faktor internal dan eksternal.
Faktor internal, misalnya. Minimnya pemahaman tentang agama, wawasan kebangsaan, jenis kelamin, umur, intelegensi dan kematangan emosi. Sedangkan faktor eksternal, berupa keluarga, lingkungan, media, kemiskinan dan tingkat pendidikan.
"Dibutuhkan perhatian khusus dan upaya penanganan yang intensif dan berkelanjutan agar anak-anak tidak menjadi korban atas apa yang dilakukan orang tua dan lingkungannya,"ujarnya.
Sekda berharap melalui FDG yang diikuti sejumlah kepala OPD dan bagian terkait di lingkungan Pemkab Pringsewu. Dihadiri Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak Kondisi Khusus Elvi Hendrani dan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung Fitrianita Damhuri.
Pemerintah Kabupaten Pringsewu akan mendukung setiap upaya seluruh elemen yang ada dalam mewujudkan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak untuk menjamin perkembangan fisik, mental dan sosial.
"Shingga nantinya akan lebih siap dan mampu menjadi generasi penerus yang berkualitas tanpa terpengaruh unsur suatu faham yang tidak sesuai dengan ajaran agama serta ideologi negara," imbuh Heri. (*)
Laporan: Sulistyo
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum