MOMENTUM, Bandarlampung--Masyarakat Lampung patut berbangga. Sebab, pada upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Lampung, Selasa (8-7-2021).
Gubernur Arinal Djunaidi pun merasa bangga dengan dikenakannya pakaian adat Lampung saat HUT Republik Indonesia.
"Saya rasa ini merupakan yang pertama kalinya pakaian adat Lampung dipakai pak presiden saat HUT RI. Dan ini disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia," kata gubernur.
Menurut Arinal, Lampung telah mengirimkan dua pakaian adat: saibatin dan pepadun. Namun, yang dipilih merupakan pakaian adat pepadun.
"Inilah keunikamnta, pakaian adat yang dipakai presiden terlihat sederhana, namun sangat berwibawa. Ini bisa dipakai ke mana saja," terangnya.
Senada, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Riana Sari Arinal mengatakan, pakaian yang dikenakan presiden merupakan cirikhas dari masyarakat pepadun.
Riana pun merasa bangga dengan dipakainya baju adat Lampung oleh presiden dalam upacara detik-detik proklamasi.
"Ya Alhamdulillah, kami merasa bangga dan ini merupakan penghargaan setinggi-tingginya yang hari ini bapak presiden memakai pakaian adat Lampung," kata Riana di Mahan Agung.
Riana menjelaskan, makna dari pakaian setelan baju dan celana berwarna putih. Warna itu merupakan warna tertinggi dalam adat Lampung yang menggambarkan kesucian dan kejujuran
Kemudian dibalut dengan tumpal—sejenis sarung bermotif pucuk rebung yang menggambarkan keagungan.
"Pemakaian tumpal untuk pria yang sudah menikah itu biasanya posisi kainnya di bawah lutut yang melambangkan kebijaksanaan dalam berfikir dan mengambil keputusan dalam hidup bermasyarakat," jelasnya.
Berikutnya, Riana menjelaskan, terkait kikat atau puyuh mekhom (penutup kepala) dengan hiasan batu kecubung dari Tanjungbintang Lampung Selatan.
"Biasanya dipakai oleh penyimbang dalam adat Lampung. Perlambang dari penutup kepala itu sebagai pemimpin yang melindungi rakyatnya," tuturnya.
Selain itu, presiden juga mengenakan kikat akhir atau selendang bujur sangkar disampirkan ke samping dari pundang hingga menutupi dada, memberikan makna kewibaan pemimpin.
"Ada juga buluserti atau ikat pinggang yang biasa digunakan untuk menyelipkan keris oleh laki-laki. Itu filosopi pakaian yang dipakai presiden tadi," terangnya.
Riana pun meyakini, dengan dikenakannya pakaian adat Lampung itu tidak menutup kemungkinan akan membangkitkan kerajinan daerah di masa mendatang.
"Di situasi pandemi Covid-19 Pak Jokowi menggunakan pakaian adat Lampung yang berarti membangkitkan semangat kita ditengah kondisi pandemi. Ini merupakan kepedulian beliau kepada para pengerajin terhadap kebudayaan Indonesia. Karena sangat luar biasa dampaknya, terutama pada pekerja seni juga ada rasa bangga dan semangat," jelasnya. (**)
Laporan/Editor: Agung DW
Editor: Harian Momentum