Pertemuan Pedagang dan Walikota Nyaris Ricuh

img
Hasil tangkapan layar video kericuhan yang nyaris terjadi di ruang rapat Walikota Bandarlampung. Foto: Ist.

MOMENTUM, Bandarlampung--Sejumlah mahasiswa nyaris ricuh di ruang rapat Walikota Bandarlampung Eva Dwiana saat mendampingi penyampaian aspirasi pedagang Pasar SMEP yang tidak kebagian lapak.

Informasi yang dihimpun harianmomentum.com, hal itu bermula saat Walikota Eva Dwiana mengizinkan para pendemo yang terdiri dari pedagang Pasar SMEP dan mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) bertemu di ruang rapat walikota.

Namun sebelum memasuki ruang rapat walikota, para pedagang dan perwakilan LMND diminta melakukan pemeriksaan rapid test antigen terlebih dahulu.

Namun, mereka menolak. Lantaran terlalu lama menunggu hasil rapid test antigen. Sehingga sempat menimbulkan adu mulut. Eva kemudian meminta para pedagang dan mahasiswa masuk ruangan tanpa rapid test antigen.

Setelah berada di ruang rapat walikota, sejumlah petugas keamanan menenangkan para pendemo. Akhirnya terjadi adu mulut yang memicu kericuhan di ruang rapat.

Namun, menurut salah satu perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam aksi tersebut, kerucihan dipicu ketika Walikota Eva Dwiana meminta kartu tanda penduduk (KTP) kepada para mahasiswa.

"Kami kan dari kawan-kawan mahasiswa, bukan pedagang. Mahasiswa ada yang dari daerah lain dan diminta KTP oleh walikota," katanya, Jumat (22-10-2021).

Sedangkan, sejumlah mahasiswa tersebut ada yang berasal dari luar daerah Kota Bandarlampung. Sehingga identitas kependudukan bukan warga setempat.

Karena itu, dia justru mempertanyakan prosedur Walikota Eva Dwiana yang meminta KTP kepada para mahasiswa tersebut.

"Prosedurnya apa kok diminta KTP, hari ini kita mau mendampingi pedagang yang haknya tidak diberikan oleh Pemerintah Kota Bandarlampung," tuntutnya.

Meski demikian, dia menyebutkan bahwa nyarisnya terjadi kericuhan tersebut bahwa ada miss komunikasi.

"Ribut tadi ada miss komunikasi. Namun walikota menjanjikan akan memberikan lapak kepada pedagang yang tidak dapat lapak," sebutnya.

Hal senada disampaikan Walikota Eva Dwiana. Dia mengaku kekacauan di ruang rapatnya itu, hanya misskomunikasi.

"Tadi ada kekacauan dikit, itu sebenarnya hanya misskomunikasi," ujar Eva.

Sedangkan, terkait ada sejumlah pedagang yang tidak mendapatkan lapak di Pasar SMEP, kemungkinan belum terdata.

"Mungkin ini belum terdata, Bunda tidak menyalahkan siapa-siapa. Bunda atas nama Pemerintah Kota Bandarlampung mohon maaf," paparnya.

Sehingga, diharapkan permsalahan tersebut dapat segera terselesaikan.

"Mudah-mudahan nanti akan clear (selesai, red) apalagi kadis (kepala dinas perdagangan, red) kita baru. Kita baru roling (jabatan)," terangnya. (**)

Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: M Furqon.






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos