MOMENTUM, Bandarlampung--Keputusan pemerintah pusat terkait penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 selama Natal dan Tahun Baru 2022, sebaiknya menjadi acuan agar pelaksanaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) ditunda.
"Penerapan PPKM tentunya sangat berkaitan dengan ajang Muktamar yang bakal dihadiri tiga ribuan peserta, jadi sebaiknya ditunda bukannya dimajukan," kata Usman Mursyid, Pengasuh Pondok Pesantren Almursyid, seperti dikutip harianmomentum.com, melalui rilis yang diterima, Jumat (19-11-2021).
Menurut dia, Muktamar harus ditunda bukan malah maju, sebab penerapan PPKM kan karena penyakit yang masih mewabah. "Artinya semenjak tanggal sebelum ditetapkanya PPKM, wabah Corona itu sudah meninggi bahkan pada posisi level 3 se Indonesia," ujarnya.
Usman melanjutkan, ditunda lebih baik karena pada 31 Januari itu adalah Harlah NU. "Kenapa tidak sekalian saja dipusatkan di Lampung, yang kemudian dilangsungkan dengan agenda Muktamar, dua agenda dilaksanakan dengan Waktu bersambungan di tempat yang sama agar lebih efektif dari berbagai hal terutama waktu dan dana," terangnya.
Masih kata mantan ketua DPC PKB itu, dari sisi sosial dan politik juga lebih baik, ada tambahan waktu kepada tim calon ketua umum PBNU menguatkan kembali silaturahmi terhadap PWNU dan PCNU se Indonesia.
"Ini juga dapat mendinginkan suasana pasca kisruh saling tuding, full booking hotel di Lampung sepekan lalu, juga akan memberikan peluang untuk berpikir dan memunculkan calon Ketum PBNU yang lain (kuda hitam) selain dari dua nama yang paling viral (Yahya Cholil Stakub dan KH Said Aqil)," paparnya.
Apalagi, kata dia, beredar juga nama lain seperti Gus AMI (Abdul Muhaimin Iskandar) yang kini masih menjabat Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans, 2009-2014). Kemudian, pernah menjabat Wakil Ketua MPR 2018, dan sebelumnya menjadi Wakil Ketua DPR-RI (dua periode, 1999-2004 dan 2004-2009).
Gus Amin yang akrab disebut Panglima Santri ini sudah tiga periode menjabat Ketua Umum PKB.
Figur Panglima santri ini (Muhaimin Iskandar) banyak diinginkan oleh Alumni PMII untuk maju menjadi Ketum PBNU. "Maklum Gus AMI juga pernah memimpin organisasi kemahasiswaan di level nasional yaitu PB PMII (1994-1997)," katanya.
Gus AMI, Usman Mursyid menambahkan, selain santri juga pernah jadi staf pengajar di Pondok Pesantren Denanyar Jombang (1980-1983). "Meski kini berumur 55 tahun masih tetap energik, punya relasi sosial yang baik di masyarakat dan negara, punya perilaku santri, punya identitas sosial yang baik dan punya partisipasi publik dan politik yang baik, kalau itu dijadikan sebagai indikator pengukur kualitas dan kapabilitas leader calon Ketum PBNU masa depan maka Gus AMI pas dalam katagori itu," urai Usman Mursyid Pengasuh Ponpes Al Mursyid.(**)
Editor: Agus Setyawan/rls
Editor: Harian Momentum