ACT, Nasibmu Kini

img
Andi Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kini menjadi sorotan publik. Hampir semua mata tertuju pada mereka.

Bagaimana tidak, lembaga filantropi profesional berskala global itu ibarat ”gadis seksi” di pinggir kolam. Meski banyak wanita di sana, tetapi ACT yang terlihat paling menarik. 

Wajar saja, dalam empat tahun terakhir, setidaknya lebih dari Rp3 triliun dana yang mereka kelola. Jumlah itu merupakan sumbangan dari publik.

Seperti kata peribahasa, di mana ada gula, di situ pasti banyak semut berkerubung. Sehingga tak heran, ACT sekarang kian populer.

Terlebih, fasilitas mewah yang dinikmati para petingginya diduga berasal dari dana umat. Gaji besar hingga ratusan juta rupiah, mobil mewah, serta adanya penyimpangan donasi untuk bisnis.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat, ada sekitar Rp30 miliar donasi yang digunakan untuk bisnis. Temuan itu terjadi sekitar dua tahun terakhir.

ACT memutar terlebih dahulu sejumlah donasi untuk bisnis sebelum disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan.

Dari perputaran dana umat tersebut, diduga ada pihak yang mengambil keuntungan. Uang puluhan miliar rupiah itu mengalir ke sebuah perusahaan dan diduga berafiliasi dengan pihak pengurus ACT.

Bahkan, PPATK juga menemukan adanya indikasi aliran keuangan untuk pendanaan aktivitas terlarang.

Akibatnya, PPATK memblokir 60 rekening milik ACT di 33 jasa penyedia keuangan untuk sementara. Pemblokiran dilakukan bersamaan dengan keputusan Kementerian Sosial (Kemensos) yang mencabut sementara perizinan donasinya.

Kemelut ACT bermula dari pemberitaan majalah Tempo, awal pekan ini. Media ternama di tanah air itu mengupas dugaan penyimpangan para petinggi ACT.

Mulai dari gaji yang mencapai Rp250juta perbulan, hingga failitas mobil mewah Toyota Alphard, Pajero Sport dan lainnya.

Kondisi itu ibarat langit dan bumi, jika dibandingkan dengan lembaga amal sejenis lainnya, di Indonesia.

Atas semua persoalan yang sedang menerpa, akankah eksistensi ACT tetap bertahan? Atau malah tenggelam terbawa derasnya arus hujatan publik?

Kita nantikan, seperti apa akhir dari kemelut ini. Tabikpun. (*)






Editor: Agus Setyawan





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos