MOMENTUM, Metro--Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka kasus stunting (gangguan pertumbuhan tubuh anak akibat gizi buruk) di Kota Metro masih mencapai angka 19,7 persen. Angka tersebut terbilang tinggi.
Tingginya angka stunting itu disampaikan Wakil Walikota Metro Qomaru Zaman, Kamis (4-8-2022). Untuk itu, kata Qomaru diperlukan tindakan yang lebih serius untuk mencegah dan menurunkan kasus stunting di Kota Metro.
"Ini menjadi sebuah keharusan. Kita ciptakan Metro mulai dari 5 sampai 10 tahun kedepan bisa memiliki kader yang hebat agar bisa bersaing dan memimpin masa depan," kata Qomaru.
Untuk menurunkan kasus stunting tersebut, lanjut dia, Pemkot Metro telah melakukan upaya penguatan dengan menggerakkan 390 tim yang siap memberikan pendampingan terhadap masyarakat.
"Mereka ini selalu turun ke masyarakat, karena stunting ini bukan urusan bagaimana meningkatkan kondisi fisik saja, akan tetapi kita bicara juga soal gizi, lingkungan hidup, dan masalah pola makan yang benar," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Metro Anang Risgianto mengatakan, dengan beberapa cara spesifik pihaknya yakin dapat menurunkan angka stunting.
"Kegiatan sensitif sebesar 70 persen dilakukan untuk seluruh organisasi perangkat daerah. Analisis situasi sudah dan ini sedang dilakukan rembuk mulai dari tingkat kelurahan dan kecamatan," ungkapnya.
Dia mengungkapkan, meskipun berdasarkan hasil SSGI menunjukkan angka stunting di Metro mencapai 19,7 persen pada tahun 2021, pihaknya yakin dengan rutinnya pendampingan para kader bisa menekan kasus tersebut.
"Untuk penurunan angka stunting juga dibagi dari beberapa OPD seperti Dinas Kesehatan dan KB. Untuk anggaran yang dialokasikan dalam penurunan stunting ini sudah ada di Dana Alokasi Khusus (DAK) stunting," terangnya. (**)
Editor: Munizar