MOMENTUM, Bandarlampung--Suparman (41), begitu mahot (pawang gajah) itu disapa. Memandikan serta memberi makan gajah Mega dan Rawana di Lembaga Konservasi Satwa (LKS) Lembah Hijau sudah menjadi kesehariannya.
Merawat mamalia bernama latin elephas maximus sumatranus itu memang membutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi.
Apalagi, Suparman harus merawat indukan gajah Mega bersama anaknya yang baru berusia beberapa bulan lalu itu. "Susah-susah gampang, ya sama seperti merawat anak manusia. Mirip-miriplah," kata dia, Minggu (12-3-2023).
Masih kata dia, merawat gajah tidak semudah yang terlihat, karena membutuhkan kesabaran ekstra. "Alhamdulillah sekarang nambah Rawana--bayi gajah dari indukan Mega--. Ini juga pengalaman terbaik selama menjadi mahot (pawang gajah)," terang Suparman.
Menurut dia, kelahiran bayi gajah itu yang pertama di Sumatera untuk konservasi eks-situ (di luar habitat).
Masih kata Suparman, menjadi mahot bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga selayaknya orang tua asuh bagi si gajah. "Mesti pintar-pintar melihat kondisi emosi gajahnya," tutur dia.
Terlebih anak gajah yang masih berusia remaja, emosinya naik-turun. Jika sudah "ngambek", kata Suparman, mahot yang harus mengalah, tidak bisa ngotot berharap si gajah mau menurut.
"Jaga jarak dulu, kita lihat lagi, kalau dia lagi nggak bagus emosinya, kita mengalah dahulu, apalagi gajah ini satwa yang pandai," kata Suparman.
Dia juga menambahkan, mahot dengan gajahnya itu memiliki ikatan istimewa. Seperti orang tua dan anak. "Kalau dia bisa melakukan atau menuruti yang kita mau, wah senangnya, ada rasa bangga yang tidak bisa dihitung," kata Suparman.
Diketahui, Suparman pertama kali menjadi mahot diberi tanggung jawab mengasuh seekor anak gajah berusia 7 tahun pada 1998 lalu di Way Kambas, Lampung Timur.
Beri Perawatan Maksimal
Komisaris Taman Wisata dan Satwa Lembah Hijau, M Irwan Nasution mengatakan, berupaya memberikan perawatan maksimal untuk mahot dan gajahnya.
"Kami terapkan 5M plus 1P. Makan, minum, mandi, mahot dan manajemen serta pemeliharaan," kata Bang Irwan--biasa disapa--.
Pemeliharan itu, kata dia, seperti pemberian suplemen agar kondisi gajah tetap terjaga kesehatannya. "Fokus perhatian kita pada mahot-sang pawang gajah-, karena dialah yang selalu bersama anak asuhnya itu," terang dia.
"Mahot harus terus belajar sehingga lebih memahami bagaimana cara merawat ataupun menghadapi anak asuhnya itu dengan baik," tambah dia.
Untuk fasilitas gajah, Bang Irwan menyebutkan, juga menyediakan tempat berteduh hingga kolam pemandiannya. Apalagi, Rawana--anak dari indukan Mega--cukup senang bermain air. "Yang pasti, kita beri perawatan maksimal sehingga satwa-satwa ini nyaman," pungkas dia.(**)
Editor: Agus Setyawan