PTPN VII Pagaralam Segera Fokus ke Green Tea

img
Kunjungan Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy, dan SEVP Operation Budi Susilo di Komplek Pabrik Teh, Kamis (27/7/23).

MOMENTUM, Pagaralam-- Pasar teh dunia yang masih anomali disikapi pabrik teh Gunung Dempo milik PTPN VII Unit Pagaralam beralih fokus produk. Mulai Agustus 2023, industri teh yang merupakan peninggalan kolonial Belanda ini akan lebih banyak memproduksi teh hijau atau green tea. Meskipun demikian, jenis teh yang selama ini menjadi andalannya tetap diproduksi.

"Sebenarnya bukan berubah fokus, tetapi lebih tepatnya rekomposisi. Semula kami dominan memproduksi teh jenis orthodox, tetapi juga memproduksi CTC, dan GT (green tea). Semua akan tetap kita produksi dan fokus, hanya yang dominan ke GT, lalu CTC," kata Edi Mulyadi, Manajer PTPN VII Unit Pagaralam.

Keputusan rekomposisi produk itu disampaikan saat menerima kunjungan Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy, dan SEVP Operation Budi Susilo di Komplek Pabrik Teh, Kamis (27/7/23). Hadir juga, Kabag. Ops. I Danil Solikhin, Kabag. Ops. II Wiyoso, dan pejabat utama lainnya.

Dalam paparannya, Edi Mulyadi menyampaikan kondisi terkini bisnis teh secara umum dan lebih khusus pada pabrik teh Gunung Dempo yang dia pimpin. Menurut dia, pasar teh dunia belum membaik dan belum menunjukkan tanda-tanda perubahan. Namun demikian, ia bersama tim membaca kecenderungan permintaan pasar yang mengalami pergeseran.

"Dengan berbagai pertimbangan dan hasil analisis tim, kami putuskan untuk menambah jumlah produksi green tea menjadi 70 persen, CTC 25 persen, dan orthodox lima persen saja. Sebelumnya, kami produksi orthodox lebih 90 persen. Selebihnya CTC dan GT," kata Edi yang sangat pengalaman di komoditas teh di PTPN VIII itu.

Salah satu pertimbangan mendasar, kata dia, permintaan pasar yang mengalami kenaikan. Kedua, untuk memproduksi teh jenis ini, pabrik teh Gunung Dempo memiliki mesin dan peralatan yang memadai. Ketiga, bahan baku untuk dibuat green tea lebih mudah disediakan dari kebun yang di lereng Gunung Dempo.

Selain green tea, pihaknya juga akan meningkatkan prosentase produk CTC. Menurut dia, CTC memang masuk kategori teh premium yang sejak dulu hingga kini memiliki pasar yang kuat.

"CTC ini adalah teh premium yang selama ini menjadi salah satu andalan kita. Permintaan pasar juga masih banyak, tetapi kemarin kita sering kurang kontinue di suply. Makanya kita gerakkan lagi," kata dia.

Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat mengapresiasi inisiatif itu. Ia mengatakan, dunia bisnis memang harus peka terhadap perubahan. Namun, dia menginginkan agar setiap keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan secara maksimal.

"Kita tahu bisnis teh memang belum membaik. Tetapi jangan menyerah. Saya apresiasi keputusan ini. Putuskan, pahami mitigasi risikonya, tingkatkan effort-nya, ikhtiarkan dengan maksimal, dan jangan lupa terus berdoa. Doa bagi kita sangat penting karena bisnis agro itu berbeda dengan bisnis manufaktur," kata dia.

Nurhidayat mengaku sempat mendalami fenomena bisnis teh. Hingga saat ini, kata dia, harga pokok produksi teh selalu lebih tinggi dari harga jual. Dalam konteks ini, ia memberi tantangan kepada manajemen Unit Pagaralam untuk menekan harga pokok produksi agar ketimpangan bisa terkikis.

Sementara itu, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy juga mendukung langkah pabrik teh Gunung Dempo. Meskipun belum berhasil mencatatkan laba, ia menilai Unit Pagaralam berangsur membaik.

"Saya setuju dengan rekomposisi ini. Tetapi yang harus diperhatikan, bahwa kualitas harus tetap menjadi nomor satu. Menjaga kualitas memang akan mempengaruhi kuantitas, tetapi mengorbankan kualitas sama saja kita turun kelas," kata dia.

Membahas soal kualitas, Chief Ryan, sapaan akrabnya,  mengatakan produk teh Gunung Dempo sudah mendapat pengakuan luas. Berbagai indikator itu terlihat dari minat pembeli dan tidak  ada lagi adanya komplain mutu setelah pembelian.

"Tradisi kualitas tinggi adalah masa depan kita. Jadi, jangan pernah korbankan kualitas," kata dia.

Setelah diskusi kinerja, kunjungan kerja dilanjutkan dengan peninjauan pabrik dan kebun. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos