MOMENTUM--Entah karena usia yang kian bertambah. Entah pula karena jabatan sebagai pimpinan sementara akan berakhir.
Atau karena kinerjanya sering dikritik. Tapi yang jelas, belakangan ini Samsul sering uring-uringan.
Terlebih, belum ada prestasi apa pun yang bisa ditorehkan selama menjabat Pimpinan Sementara. Sebab, cara kerjanya dinilai lebih mengutamakan pencitraan.
Wajar jika banyak yang bilang Samsul hanya pandai membual. Alih-alih mawas diri, Samsul justru terkesan tak terima dengan kritik yang datang kepadanya.
Baca juga: Pak Pj Takut Ya?
Sehingga, entah disadarinya atau tidak, dia menunjukkan bahwa dirinya seorang yang antikritik. Dalam sebuah acara, Samsul meminta agar lebih mengedepankan gagasan daripada kritik.
Bahkan, dia juga menganggap, kalau kritik merupakan gaya dari orang jalanan. Pernyataan itu pun mendapatkan respon dari sejumlah pihak. Ada juga yang menilai Samsul orang yang sombong dan kampungan.
Baca juga: Samsul Si Pembual
Ada juga yang menyebut Samsul sebagai pemimpin yang arogan lantaran tak mau menerima kritik.
Buktinya, setiap dikritik langsung dibalas olehnya dengan menginstruksikan bawahannya.
Contohnya, saat dikritik soal kelanjutan pembangunan pemerintahan kota baru, dia langsung menginstruksikan bawahannya untuk membalas.
Kemudian, pernyataannya yang menyebut kritik itu gaya orang jalanan ramai, lagi-lagi dia menginstruksikan bawahannya membalas.
Dari situ bisa terlihat, kalau si Samsul memang orang yang antikritik. Bukan cuma anti kritik, dia juga ternyata orang yang suka menjilat ludahnya sendiri.
Awalnya, sebut kritik sebagai gaya orang jalanan. Kemudian ke luar lagi pernyataan kritik itu sangat dibutuhkan. Tapi melalui bawahannya.
Ya memang benar, kritik itu dibutuhkan agar arah pembangunan bisa menjadi lebih baik lagi. Kalau cuma butuh gagasan, mending tak usah jadi pemimpin. Masa pemimpin gak punya gagasan. Hehehe
Tulisan ini hanya karya fiksi belaka. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh dan kejadian. Tabikpun. (*)
Editor: Agung Darma Wijaya