MOMENTUM, Lampung--Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2025 berada dalam kisaran 4,6–5,3%. Proyeksi ini disampaikan pada Rabu (12-2-2025).
Pertumbuhan tersebut didukung oleh prospek permintaan domestik yang lebih baik, terutama dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Hal ini sejalan dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% serta terjaganya optimisme konsumen.
Memasuki awal 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Lampung pada Januari tercatat sebesar 140, angka tertinggi dibandingkan dengan IKK Januari dalam lima tahun terakhir.
Lebih lanjut, Bank Indonesia memperkirakan investasi swasta pada 2025 akan kembali meningkat seiring dengan berkurangnya ketidakpastian dunia usaha setelah puncak penyelenggaraan pemilu dan pilkada.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor Lampung diprakirakan tetap kuat. Namun, terdapat beberapa risiko perlambatan yang perlu diwaspadai. Berdasarkan outlook ekonomi global yang dirilis IMF pada Januari 2025, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Tiongkok, dan India—tiga tujuan utama ekspor Lampung—diperkirakan belum optimal tahun ini.
Meski demikian, prospek permintaan kopi robusta, salah satu komoditas ekspor unggulan Lampung, tetap positif. Harga kopi robusta di pasar internasional diproyeksikan terus meningkat, didorong oleh sentimen penurunan prospek panen kopi arabika di Brasil.
Menghadapi dinamika tersebut, peningkatan produktivitas di sektor hulu dan diversifikasi negara tujuan ekspor komoditas unggulan menjadi strategi penting untuk menjaga daya saing ekspor Lampung pada 2025.
Sektor Usaha dan Kebijakan Penunjang
Prospek pertumbuhan ekonomi Lampung juga tercermin dari kinerja sektor usaha utama. Perbaikan di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Hal ini didukung oleh berbagai kebijakan yang bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Selain itu, dampak positif dari normalisasi fenomena El Niño serta implementasi program intensifikasi pertanian—melalui optimalisasi lahan, penggunaan benih unggul, dan kemudahan akses terhadap pupuk bersubsidi—berpotensi meningkatkan produksi tanaman pangan di Lampung pada 2025.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hampir 25% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung pada 2024 berasal dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Oleh karena itu, pertumbuhan positif di sektor ini akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah.
Sementara itu, sektor industri pengolahan, perdagangan, serta transportasi dan pergudangan diperkirakan tetap tumbuh positif, sejalan dengan prospek permintaan domestik yang semakin membaik.
Bank Indonesia juga memperkirakan inflasi akan tetap terkendali dalam rentang target 2,5±1% pada 2025. Untuk mendukung stabilitas ini, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan dan bersinergi dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah.
Dalam rangka mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah, Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung berkomitmen untuk:
Menjaga stabilitas harga melalui penguatan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Mendorong akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran melalui sinergi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Meningkatkan investasi melalui Forum Investasi Lampung (FOILA).
Memperluas akses pembiayaan dan pasar bagi UMKM.
Mendorong hilirisasi klaster pangan strategis melalui peningkatan kapasitas produksi di sektor hulu serta pembinaan di sektor hilir.
Dengan strategi tersebut, BI optimistis pertumbuhan ekonomi Lampung pada 2025 akan tetap kuat dan berkelanjutan. (*)
Editor: Agus Setyawan