MOMENTUM, Bandarlampung--Malam itu. Jarum pendek pada jam dinding di rumah saya menunjuk pada angka 11. Jarum panjangnya, kalau tidak salah ada di angka 9. Itu hanya perkiraan saya. Maklum, saya tidak terlalu memperhatikan letak jarum panjang jam itu.
Iseng-iseng saya ambil alat kontrol saluran siaran tv. Saya pencet angka 13 pada alat kontrol saluran siaran tv. Muncul gambar penyiar berita di salah satu stasiun tv swasta.
Pokok isi berita itu membahas kenaikan tarif jalan tol ruas jagorawi alias Jakarta-Bogor-Ciawi.
Setelah sang penyiar selesai membacakan angle berita. Selanjutnya disusul gambar sesi wawancara reporter dengan petugas pengelola jalan tol.
Bukan masalah kenaikan tarif tol yang akan saya bahas. Maklum, saya belum punya mobil yang bakal lewat di jalur tol itu.
Saya hanya mau cerita soal tulisan jabatan petugas pengelola tol yang diwawancarai repoter dalam berita itu.
Nama jabatan yang ditulis dalam gambar wawancara berita itu bikin saya bingung.
MarCom Departement Head Jasa Marga. Begitu tulisan nama jabatan petugas pengelola tol yang sedang diwawancarai reporter tv.
Kalau jasa marga, saya ngertilah. Itukan nama lembaga pengelola tol yamg diberitakan.
Terus yang bahasa inggrisnya itu yang bikin saya bingung.
Setelah cari-cari di google, ternyata artinya Kelapa Departemen Pemasaran dan Komunikasi.
Seketika saya bertanya dalam hati. Kenapa sih harus pakai bahasa inggris yang bikin bingung.
Kenapa tidak pakai bahasa Indonesia saja. Kepala Departemen Pemasaran dan Komunikasi Jasa Marga. Pasti lebih banyak orang awam seperti saya yang mengerti.
Ini sudah pakai bahasa inggris, disingkat pula. MarCom.
Saya yang bodoh, apa mereka yang telalu pintar, keren dan modern ya..? Tabik pun.. (**)
Editor: Harian Momentum