MOMENTUM, Metro--Kesal, sedih, marah, dan ingin memaki. Seketika terbersit dalam hati, saat melihat sampah bertumpuk di sejumlah lokasi perbatasan Kota Metro.
Siapa yang sengaja membuang sampah itu? Apa mereka tidak tahu aturan atau memang tidak punya nurani. Saya mencoba mengira-ngira. Apa alasan oknum si pembuang sampah sembarangan? Padahal, tempat itu bukan tempat penampungan sampah.
Apa mungkin karena si oknum kebetulan lewat di lokasi itu. Lalu tanpa beban melemparkan bungkusan sampah yang sudah diikat rapi. Atau mungkin lantaran lokasinya dekat dan tidak ada pihak berwenang yang mengawasi.
Bisa jadi juga memang mereka tidak peduli dengan lingkungan dan buta peraturan. Entahlah..?
Apapun alasanya. Semestinya tidak boleh membuang sampah sembarangan. Apalagi membuangnya di sekitar perbatasan kota dan anak sungai. Apa mereka tidak pernah berfikir dampak buruk yang akan terjadi.
Tak jarang, polemik tumpukan sampah di perbatasan Kota Metro dan aliran anak sungai menjadi topik hangat Netizen di dunia maya. Unggahan foto tumpukan sampah bercaption menyindir secara halus hingga sumpah serapah, kerap melintas di halaman akun facebook saya.
Saran, kritik, serta ide sejumlah Netizen pun tertumpah pada unggahan-unggahan foto tumpukan sampah itu. Tak jarang pula, petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro, kadang menjadi tumbal para Netizen.
Ironis, tapi itulah faktanya. Tidak semua warga sadar atas pentingnya menjaga lingkungan dari perilaku membuang sampah sembarangan.
Semoga, diberlakukanya Perda Kota Metro Nomor: 1 tahun 2018 tentang pemanfaatan lahan dan pengelolaan sampah rumah tangga, berdampak positif. Mengubah perilaku warga, agar tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Semoga pula, dengan peraturan Walikota Nomor: 33 tahun 2019 tentang penerapan sanksi administrasi denda Rp150 Ribu hingga Rp500 Ribu bagi pelaku pembuang sampah sembarangan, bisa menjadi momok kesadaran bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Ada pepatah mengatakan "Kota Bersih Adalah Kota Sehat." Pepatah sederhana itu memiliki makna mendalam. Makna bagi kita untuk mencari dan membedakan, mana dan siapa sampah yang sesunguhnya. Tabik pun...
(Adipati Opie Wartawan Harianmomentum)
Editor: Harian Momentum