MOMEMTUM, Bandarlampung--Tiba juga hari yang dinanti
Sayang masih dalam situasi pandemi
Kurang lengkap ceria bersilaturahmi
Lantaran semua serba terbatasi
Harus saling menjaga dan mengawasi
Ini cerita di suatu negeri
Tarik ulur aturan cegah pandemi
Sekarang begini, besok lain lagi
Hari ini ketat, besok dilonggarkan lagi
Katanya untuk stabilitas ekonomi
Semua diseru damai dengan pandemi
Sungguh rancu menyusun narasi
Pemilik negeri makin sulit memahami
Akhirnya nekat terabas regulasi
Tak sedikit pula yang tetap mentaati
Bantuan sosial jadi trendi
Dari pusat hingga pelosok negeri
Dalih atasi dampak pandemi
Walau sering abaikan regulasi
Akhirnya melahirkan ironi..
Pandemi seolah jadi ajang adu gengsi
Lewat sembako membangun citra diri
Merebut simpati pemilik negeri
Demi hasrat pesta demokrasi
Akhirnya persetan dengan regulasi
Itu kisah di suatu negeri
Negerinya para pemimpi
Berharap lepas dari pandemi
Tanpa ketegasan penerapan regulasi
Semoga mimpi tak tersapu mentari...(**)
Tabik pun nabik tabik. Mohon Maaf Lahir Batin..Munizar Redaktur Pelaksana Harian Momentum
Editor: Harian Momentum