MOMENTUM, Bandaralampung--Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) menemukan solusi mengatasi rendahnya produktivitas budidaya Lada di provinsi setempat.
"Produktivitas lada rendah karena adanya serangan phytopthora capsici atau penyakit busuk pangkal batang yang menyerang hampir seluruh Provinsi Lampung," kata Dekan FP Unila Profesor Irwan Sukri Banuwa, kepada harianmomentum.com, Senin (15-6-2020).
Untuk itu, kata dia, Fakultas Pertanian Unila dan satuan kerja yang terlibat ditugaskan oleh Gubernur Arinal Djunaidi untuk membuat beberapa langkah guna mengatasi masalah tersebut. "Insya Allah dapat memberikan hasil optimal,” kata Irwan.
Dia menjelaskan, langkah yang diambil oleh FP Unila yakni, melakukan penerapan teknologi budidaya dengan cara menyambung tanaman lada (piper nigrum) kepada tanaman lada liar (piper colubrinum) guna memperoleh hasil maksimal serta dapat bertahan dari phytopthora capsici.
“Karena lada liar merupakan tanaman yang dapat bertahan hidup tanpa dilakukan perawatan. Jadi, kami melakukan kombinasi dari lada varietas Natar 1 dengan lada liar yang diharapkan dapat melawan penyakit busuk pangkal batang,” jelasnya.
Kemudian, melakukan cara lain dengan mengisolasi cendawan yang merupakan musuh alami dari phytopthora capsici.
"Hasilnya, kami mendapatkan 20 isolat (pembiakan murni dari mikroorganisme) yang diprediksi mampu melawan perkembangan penyakit tersebut. Jadi cendawan dilawan dengan cendawan juga," sebutnya.
Dia merinci, 20 isolat tersebut yakni: lima isolat trichoderma asperellum, tiga isolat bifaria species, tiga isolat metarhizium species, tiga isolat aspergillus oryzae, tiga isolat kalaromises serta tiga purpureocillium.
“Semuanya telah kami uji laboratorium teknologi dan mendapatkan tiga isolat yang terdiri dari trichoderma asperellum. Sehingga mampu menekan perkembangan phytopthora capsici menjadi terhambat pertumbuhanya,” kata dia.
Selain itu, dengan cara menanam puluhan lada varietas natar 1. Kemudian dari puluhan tanaman lada itu dilakukan infeksi lahan dengan phytopthora capsici dalam jumlah banyak. Bagi lada yang dapat bertahan dari penyakit busuk pangkal batang akan dijadikan sampel penelitian untuk dikembangkan guna mengatasi masalah tersebut.
“Alhamdulilah dari hasil itu kami telah mendapatkan enam hingga sepuluh jenis tanaman lada bervarietas natar 1 yang tidak mati oleh phytopthora capsici. Mudah-mudahan atas izin gubernur ketiga langkah guna mengatasi persoalan lada di Lampung tersebut dapat diluncurkan,” harapnya.(**)
Laporan: Vino Anggi Wijaya
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum