MOMENTUM--Dalam beberapa hari terakhir kata "Anjay" ramai diperbincangkan. Terutama di jagat maya.
Kata tersebut menjadi viral setelah salah satu youtuber mempermasalahkan penggunaan "Anjay" di akun miliknya.
Menurut youtuber berinisial LA itu, Anjay merupakan kata berasal dari kata "anjing" yang diperhalus menjadi "anjay".
Sontak saja, video berjudul "Ngomong Anj*y Bisa Merusak Moral Bangsa" itu langsung diserbu netizen.
Menariknya, kata "anjay" yang dipermasalahkan LA diamini Komisi Nasional Perlindungan Anak melalui pers rilis pada 29 Agustus lalu.
Penggunaan istilah itu jika mengandung unsur kekerasan, merendahkan martabat seseorang merupakan bentuk kekerasan yang dapat dipidana.
Saya pun bingung, kenapa hanya kata "anjay" saja yang menjadi sorotan. Padahal masih banyak hal yang lebih penting.
Menurut saya, awalnya tidak banyak yang tahu dan menggunakan kata tersebut. Tetapi dalam beberapa hari ini kata itu justru viral.
Ada pula yang sampai membuat video khusus ngomong "anjay" 100 ribu kali sebagai bentuk protes terhadap LA.
Bukannya saya memprotes apa yang dilakukan LA. Tapi saya hanya mempertanyakan kenapa kata-kata yang lain juga tidak dilarang?
Apakah sebegitu parahnya, sampai kata tersebut dilarang? Padahal ada kata-kata yang lebih kasar menurut saya. Kalau memang kata dasarnya dari "anjing", banyak juga yang lain.
Tetapi, lagi-lagi yang saya pertanyaankan kenapa hanya satu kata itu? Bagi saya sih, penggunaan kata-kata itu tergantung dari sudut pandang masing-masing.
Tidak semua bisa diartikan sama. Misalnya kata "woi". Kalau digunakan untuk orang yang lebih tua tentu saja dianggap tidak sopan. Tapi jika digunakan kepada sesama teman bisa mendapatkan arti yang berbeda.
Ya sah-sah saja sih, namanya juga kebebasan berpendapat. Jika menurut anda kata-katanya kasar, belum tentu yang lainnya sependapat.
Biarkanlah masyarakat juga bebas berpendapat. Selagi tidak mengganggu dan merugikan orang lain.
Jangan hanya gara-gara "anjay" masuk penjara. Kan enggak lucu waktu dalam penjara ditanyaian kasusnya apa? Gara-gara bilang anjay, hehe.
Itu saja sih menurut saya. Mohon maaf sebelumnya, kalau ada yang merasa tersinggung. Tulisan ini hanya sekedar mengingatkan semuanya bebas berpendapat. (*)
Oleh: Agung DW
Editor: Harian Momentum