MOMENTUM, Metro--Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Metro menyebut pedagang menjadi penyebab rusaknya fasilitas alat cuci tangan yang ditempatkan di sekitar pasar setempat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Pasar Kopindo, Rita mengatakan tidak optimalnya tempat cuci tangan yang disediakan Pemkot Metro di beberapa pasar yang ada lantaran pedagang seenaknya menggunakan alat kebersihan tersebut.
"Dengan lahan yang sempit, kami bisa ribut dengan pedagang. Sabun cuci tangan hilang, keran dirusak. Karena mereka gunakan tempat itu buat cuci ayam, daging. Bahkan saya pernah lihat, di westafelnya ada bekas kopi," kata dia pada Harianmomentum.com, Jumat (2-10-2020).
Baca Juga: Alat Cuci Tangan di Sejumlah Pasar Kota Metro Terkesan Jadi Pajangan
Dikatakannya, pada awal penempatan alat cuci tangan di sekitaran pasar. Pedagang terkesan tidak menerima jika di dekat lokasi berdagangnya ditempatkan alat cuci tangan itu.
"Kususnya di Pasar kopindo, dan terminal. Westafel itu sengaja di injak. Jadi, pedagang itu menggunakan alat itu bukan untuk cuci tangan, bagaimana air tidak cepat habis," ujarnya.
Bahkan, dirinya membantah jika pedagang di Pasar Tejoagung yang memasang pipa paralon dari penampungan air ke tempat alat cuci tangan untuk mengisi ulang air tersebut.
"Kalau pedagang bilang mereka yang pasang pipa paralon untuk pengisian ulang air, itu bohong. Karena yang masang pipa dari penampungan air ke tempat cuci tangan itu adalah inisiatif penjaga WC di Pasar Tejoagung itu, bukan pedagang," cetusnya.
Dijelaskannya, pada proses pengisian ulang tempat cuci tangan tersebut. Pihaknya selalu rutin melakukan pengisian ulang air dan sabun cuci tangan setiap satu minggu sekali.
"Pengisian ulang airnya kami lakukan seminggu sekali. Termasuk sabun cuci tangannya," jelasnya.
Namun begitu, dia mengaku tidak mengetahui sumber anggaran pengadaan alat cuci tangan tersebut.
"Kalau soal anggaran saya kurang tahu. Karena saya bukan PPTK nya," ucapnya.(**)
Laporan: Rio/Adipati Opie
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum