MOMENTUM, Bandarlampung--Provinsi Lampung tersohor sebagai penghasil biji kopi terbaik, terutama robusta. Biji kopi robusta itu bahkan diminati, hingga internasional.
Melirik potensi itu, Provinsi Lampung berupaya tidak mengekspor dalam bentuk biji kopi. Namun, mencoba menghasilkan produk khas olahan berbahan kopi, sehingga dapat menjadi kebanggaan warga Sai Bumi Ruwa Jurai.
Melalui Festival Kopi 2020, 4-5 November 2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menjaring ide dari para milineal terkait olahan kopi. Seperti melalui lomba tata hidang makanan berbahan kopi.
Lomba itu diikuti sekitar 24 peserta. Mereka menyajikan makanan dan minuman olahan berbahan dasar kopi.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung Riana Sari Arinal, turut mencicipi makanan dan minuman yang akan dinilai tiga chef yang menjadi juri, Rian, Slamet, dan Mariani.
Minuman dan makanan yang disajikan dua milineal, Windy Chindyana dan Joevanisa Kholifa Putri, mencuri perhatian. Mereka membuat kolak kopi, risoles isinya ikan gabus, selai kopi ekspreso, dan digulung nasi dan sambel mangga kweni.
Windy Chindyana dan Joevanisa Kholifa Putri. Foto. Alfanny.
Kreasi olahan Windy dan Kholifa pun terpilih menjadi juara satu dalam lomba tersebut. "Alhamdulillah juara satu, gak nyangka karena lawannya berat-berat," ujar Kholifa Pelajar SMKN 3 Bandarlampung.
Dia meceritakan daya tarik olahan kopinya, yakni kolak kopi dan risoles campur kopi . Menurut dia, seperti diketahui, kolak kan biasanya dibuat dengan bahan pokok santan dan gula merah.
"Kami padukan kopi yang sudah kami racik. Jadi nambah kuat rasanya, santan, kopi, dan gula merahnya secukupnya. Ditambah durian, dah tuh sedep dan enak banget," ujarnya.
Kholifa berharap minuman kolak kopi ditambah duren ini dapat dibantu dipasarkan oleh Pemprov Lampyng. Menurutnya, ide minuman buat mereka bisa jadi produk unggulan khas Lampung.
"Kan kopi itu sudah ciri khas Lampung, begitu pun durian. Rasanya itu pun unik dan enak. Ya, berharap kenyataan dibantu olahan kopi ini," harapnya.
Terpisah, selain tata hidang makanan. Terdapat pula 28 barista sedang berlomba menghasilkan olahan kopi yang lezak bagi dewan juri.
Salah satu barista, Oky Hunter mengatakan biji kopi yang diolah jadi minuman jangan buat kalangan orangtua saja. Menurut dia harus juga membuat anak muda turut suka kopi, baik perempuan atau laki-laki.
Lanjut Oky --sapaan akrab-- dengan beragamnya kualitas biji kopi tiap kabupaten yang ada di Lampung itu baik semua.
"Tinggal tau pasarnya aja, mana biji kopi yang bagus diracik asli tanpa dicampur dan mana yang harus dicampur seperti susu, coklat, gula aren, dan lain,"
Kalau Oky, membuat kopi memasarkan kepada anak milenial. Ciri khas kopi yang disukai anak muda adalah tampilan kemasan dan dicampur susu atau gula aren, yang membuat kopi tidak terlalu pekat.
"Sesuai pasarnya, orangtua suka yang murni dan sehat. Tapi, ada juga milineal yang suka begitu cuman sedikit," ungkapnya.
Ketua Dekranasda Riana mengatakan hasil terbaik ide kopi dari kegiatan Festival Kopi akan dipajang di galeri Dekranasda. "Insyallah Gubernurkan sudah menjanjikan di rest area akan diisi UMKM Lampung termasuk produk kopi," ujarnya.
Menurut Riana tujuan Festival Kopi dapat meningkatkan gairah UMKM kopi di tengah Pandemi Covid-19.
"Harapannya penyuka minum kopi dapat meningkat. Lalu, ciri khas kopi Lampung dapat terkenal di nasional, bahkan internasional," harapnya.
Sementara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung Satria Alam menyampaikan dengan Festival Kopi ini dapat berkembang produk khas Lampung dengan berbahan kopi. Mengingat, menurut dia konsumsi kopi perkapita di Indonesia masih kalah dengan negara lain.
"Konsumsi perkapita Indonesia saat ini baru 1,4 kg pertahun. Sementara, Malaysia 5 kg, Singapura 4 kg, dan Eropa sekitar 14 kg," ucapnya. (*)
Laporan: Alfanny.
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum