Banyak Peluang Hadapi Pandemi Covid-19

img
Industri rumahan Camilan Pedas Seblak Bantet Boss Law./ist

MOMENTUM, Bandarlampung--Banyak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) terpuruk di awal pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Namun, tidak sedikit yang akhirnya berusaha bangkit hingga akhirnya bisa bertahan menghadapi wabah virus tersebut.

Banyak pelaku usaha mikro yang kemudian kembali produktif dan terus melakukan inovasi agar bisa bertahan pada kondisi yang masih belum lepas dari virus mematikan ini.

Owner Camilan Pedas Seblak Bantet Boss Law, Waluyo mengatakan, pandemi covid-19 membuat pemasaran produk makanannya sempat terkendala.

Hal itu lantaran banyak tempat makan yang tutup, padahal disanalah produknya dipasarkan.

"Mengingat hal itu, kami lebih masifkan pemasaran melalui online seperti melalui WhatsApp, Instagram, hingga Shopee. Alhamdulillah ada saja pesanan," ujar Waluyo kepada harianmomentum.com, Selasa (6-12-2020).

Beruntung, kata Waluyo, saat ini pemasaran di rumah-rumah makan juga sudah kembali normal meskipun belum optimal.

Dia mengaku, dalam sebulan bisa memproduksi sekitar 30 kilogram bahan baku kerupuk untuk dijadikan olahan seblak bantet.  

"Bicara omzet dalam sebulan sekitar Rp2 juta. Namun, saat ini belum sepenuhnya normal sehingga omzet masih di bawah itu," bebernya.

Meski demikian, Waluyo tetap yakin bisa menjalankan usahanya walau melalui pemasaran online. Terlebih, bumbu dari produk seblak yang dijualnya diolah sendiri menggunakan bahan berkualitas.

"Jadi seblak buatan kami ada cita rasa tersendiri dan tidak pasaran. Itu yang membuat kami tetap bisa eksis," imbuhnya.

Waluyo berharap pandemi segera berlalu sehingga bisa mengembangkan usahanya lebih maju lagi.

"Intinya juga harus selalu tekun dan ulet agar tidak putus asa meski kondisi tidak bersahabat," tutur Waluyo.

Waluyo juga mengisahkan awal mula menekuni bisnisnya sejak awal tahun 2019 lalu itu.

Menurut Waluyo, berawal dari menonton video di aplikasi YouTube lalu mencoba membuat cemilan yang hanya untuk konsumsi keluarga.

Ketika dirasa cocok oleh anggota keluarga dan teman kantor sang istri, akhirnya memberanikan untuk menawarkan produk itu kepada orang lain.

"Dari situ keluarga lainnya nyicip, teman kantor istri juga. Jadi promosi mulut ke mulut, terus banyak yang pesen, jadi kenapa tidak peluang ini kita tangkap," ungkapnya.

Selanjutnya Waluyo mengakui usahanya tidak semulus jalan tol. Cukup banyak kendala yang harus dihadapi saat mulai merintis usahanya.

Bahkan, lanjutnya, tak jarang gagal di proses penggorengan kerupuk saat awal-awal memulai bisnis yang ditekuninya di rumahnya di Jalan Flamboyan II, Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang itu.

"Kerupuk susah gorengnya, jadi kerupuk mekar bukan bantet. Ada lima kali ujicoba sebelum berhasil," pungkasnya.

Jadi, dia menegaskan, masih banyak peluang yang bisa dilakukan demi bertahan hidup dan menghadapi masa pandemi covid-19.(**)

Laporan: Ira Widya

Editor: Agus Setyawan






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos