MOMENTUM, Bandarlampung--Cita-ciatanya membangun dunia
pendidikan di Kabupaten Pringsewu menghantarkan Zunianto menuju kursi Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung.
Calon legislatif asal daerah pemilihan III (Pringsewu,
Pesawaran, dan Metro) itu akan menggantikan posisi Johan Sulaiman yang
mengundurkan diri karena maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bandarlampung
tahun 2020.
Guru MTS Pelita dan SMP Muhammadiyah 1 Pagelaran Kabupaten
Pringsewu beberapa tahun silam itu mengatakan, membangun dunia pendidikan menjadi
niat awalnya terjun ke dunia politik.
Menurut mantan Kepala SMP Muhammadiyah 1 Pagelaran itu, membangun
pendidikan tidak bisa sendiri. Butuh kerja sama banyak pihak: guru dan instansi
sekolah, dunia usaha, wali murid, pemerintah daerah, termasuk para politisi, apalagi
yang duduk di legislatif.
“Kita ingin meningkatkan pendidikan masyarakat, khususnya di
Kabupaten Pringsewu. Maka harus kita keroyok sama-sama. Semuanya harus
berkontribusi. Termasuk harus ada anggota dewan yang konsentarasi meningkatkan
pendidikan,” kata Zunianto kepada harianmomentum.com, Minggu malam
(27-12-2020).
Melihat kenyataan bahwa butuh peran legislator dalam
membangun instansi pendidikan, maka pada 1.998, Mas Zuni —sapaan Zunianto—
memberanikan diri untuk masuk ke dunia politik. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
yang dipilihnya.
Pengawali karir poltiiknya, Zuni mengemban jabatan Sekretaris
DPC PKS. Tak lama berselang, dia pun mendapat amanah untuk memimpin DPC PKS
Kecamatan Pagelaran, sejak tahun 2.000.
Karir politiknya terus naik daun, hingga masuk dalam jajaran
pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD), mengemban jabatan Ketua Bidang kaderisasi
DPD PKS Tanggamus tahun 2006.
Hingga pada tahun 2010, dia memegang tangkup kepemimpinan tingkat
kabupaten, menjabat Ketua DPD PKS Pringsewu sejak 2010 sampai sekarang.
Sejak 2009-2014, Zuni telah menduduki jabatan legislatif di
kabupaten setempat. Kepercayaan masyarakat Pringsewu kembali menghantarkannya
pada jabatan selanjutnya, Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu periode 2014-2019.
“Saya dari dulu punya prinsip, harus memberi manfaat atas
jabatan saya. Itu yang selama ini saya lakukan dalam dua periode menjabat DPRD
Kabupaten Pringsewu. Jadi tiada hari tanpa kampanya,” ucap Mas Zuni.
Maksud dia, kampanye Pileg bukan sebatas tiga bulan atau
satu tahun jelang pemungutan suara saja.
“Tapi apa yang kita miliki kemarin harus kita sumbangakan ke
masyarakat. Senantisasa bersama masyarakt dalam kesusahan maupun senangnya mereka
serta mengadvokasi yang mereka butuhkan,” sambungnya.
Kesibukannya di dunia politik tidak membuat Zuni
meninggalkan instansi pendidikan. Terbukti, hingga saat ini dia masih memegang
beberapa jabatan penting di dunia pendidikan.
Diantaranya sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten
Pringsewu, dan tetap eksis mengelola beberapa Sekolah Islam Terpadu berbagai
tingkatan (SD, SMP, dan SMA) di kabupaten setempat.
Lantas pada pileg 2019, dia pun memberanikan diri untuk menjadi
calon legislatif (caleg) tingkat provinsi dari PKS, asal daerah pemilihan III (Pringsewu,
Pesawaran, dan Metro).
Namun perolehan sekitar 14.500 suara masyarakat belum bisa menghantarkannya
untuk menduduki kursi legislator Lampung.
“Walau tidak jabat lagi (DPRD, red) saya kembali ke masyarkat. Saya bertani, memelihara ikan, membersamai masyarakat sesuai yang bisa saya lakukan,” ucap Pembina UPT Perikanan Kabupaten Pringsewu itu. Di bidang pertanian, Mas Zuni aktif bercocok tanam Papaya California.
Baca juga: Januari 2021, Delapan DPRD Lampung Hasil PAW Dilantik
Pasca dilantik sebagai DPRD Lampung yang dijadwalkan pada
Januari 2021 mendatang (PAW Johan Sulaiman), Zuni akan fokus mendorong terciptanya pendidikan yang
baik di provinsi setempat. Khususnya di daerah pemilihan III, Pringsewu,
Pesawaran dan Metro.
“Jangan sampai pendidikan dimaknai sekedar belajar dari jam
7 sampai jam 12 saja. Kita ingin meningkatkan budaya belajar, budaya membaca di
masyarakat. Itu tidak bisa diwujudkan oleh satu pihak. Harus dikeroyok
bersama-sama,” ungkapnya.
Meski fokus di dunia pendidikan, bukan berarti Zuni melepas
potensi lain dalam hal pengembangan wilayah. Terkhusus di Pringsewu.
“Sisi ekonomi Pringsewu ini kan jasa, maka bagaimana UMKM
bisa lebih mandiri, itu pun butuh dorongan,” jelasnya.
Selain UMKM, sektor pertanian juga tak luput dari
perhatiannya. Terlebih Pringsewu nyaris tidak ada Sumber Daya Alam (SDA): tambang,
laut, dan hutan.
“Lahan pertanian di Pringsewu ini juga tidak begitu luas, hanya
sekitar 13 ribu hectare. Maka tugas kita (legislator, red) bagaimana memaksimalkan
potensi yang sedikit ini dengan sebaik-baiknya,” tutupnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra W
Editor: Harian Momentum