Jadi Mentor Kelas Minat, Deni: Potensi Dunia Digital Harus Digali

img
Pemilik DRB Records Deni Ribowo saat menjadi mentor di Kelas Minat

MOMENTUM, Bandarlampung--Gadget dan media sosial (medsos) kini menjadi keharusan bagi sebagian besar masyarakat. Bahkan, sebelum dan bangun tidur, yang dilihat terlebih dahulu adalah handphone (hp).

Terlebih lagi, di tengah pandemi Covid-19, aktifitas banyak dilakukan secara digital. Mulai dari aktifitas belajar, rapat, termasuk sektor industri bergeser ke ranah digital.

Karena itu, pemilik DRB Records Deni Ribowo mengatakan, potensi dunia digital harus digali sebagai peluang usaha.

"Saat ini memang harus berbisnis secara digital. Kita narsis di medsos saja tidak berguna. Kita posting sesuatu di medsos seperti anak sultan. Tapi kenyataannya kayak anak hutan. Susah dan terbatas. Jadi lebih baik manfaatkan medsos untuk membuat konten yang jelas,” kata Deni sebagai mentor Potensi Industri Kreatif Digital yang digelar oleh Kelas Minat di Koma Space Bandarlampung, Jumat (15-1-2021).

Dia menceritakan kegiatannya bersama temannya Aldo di bawah label DRB Records sejak awal 2020 menciptakan banyak lagu dan Ring Back Tones (RBT). Lalu menjualnya ke platform musik digital.

Dia juga mencontohkan sejumlah orang di Lampung yang cukup berhasil di dunia digital. Misalnya, pemilik akun Instagram @turono86 yang menjual konten kuliner. Turono kerap mengunggah konten siaran makan. Karena cara makan dan ulasannya yang berhasil membuat orang ngiler, konten Turono berhasil dilihat banyak orang. Pengikutnya di Instagram pun banyak.

"Karena itu harus memanfaatkan dan membuat konten jelas, Turono berhasil menjadi selebgram. Pengikutnya banyak dan sering mendapat endorsement untuk sekali posting," sebutnya.

Sementara, Fotografer Radarlampung Tegar menjelaskan, platform digital yang sudah banyak saat ini, tentu menjadi wadah bagi yang hobi fotografi.

Bahkan, hobi yang satu ini bisa dijadikan peluang usaha yang menguntungkan. Apalagi sekarang ini dunia fotografi sudah tidak lagi dimonopoli oleh para fotografer profesional. Orang sudah dapat memotret dengan bagus menggunakan hp.

"Bisnis fotografi bisa menjanjikan. Misalnya fotografi pernikahan, foto komersial, sampai foto jurnalis. Kembali lagi ke passion. Ketika memang hobi foto dan siap menjadi fotografer profesional, tidak masalah. Yakin saja,” jelasnya.

Tegar mengaku tidak sekadar menjalani hobi fotografi, tetapi yang membuatnya bertahan sebagai jurnalis foto karena dapat memberikan manfaat bagi sesama.

"Ada kebanggaan ketika saya memotret jalan rusak. Besoknya jalan itu dibenerin sama pemerintah. Ini bagian dari profesi, ada manfaatnya foto saya. Tidak buat diri sendiri, juga buat teman-teman," tuturnya.

Sementara, salah satu founder Habib menuturkan, terbentuknya Kelas Minat berawal dari keresahan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggal Habib dan founder lainnya, Robin Ali.

"Banyaknya pengangguran, anak muda terjerat kasus hukum narkoba, dan anak putus sekolah," tuturnya.

Karena itu, dia mengatakan, kegiatan belajar gratis harus rutin berjalan demi membantu mengurangi dampak dari keadaan sosial di lingkungan sekitar.

”Semua kegiatan harus gratis dan kami berusaha untuk menyediakan fasilitas untuk semua kegiatan belajar para peminat. Kami yakin dari kegiatan sederhana ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan  pemuda-pemuda yang kreatif, lebih banyak lagi,” kata Habib.

Dia meyakini, para pemuda mempunyai potensi di dalam diri mereka. Yang mereka butuhkan adalah kesempatan dan ruang untuk menggali potensi dalam diri mereka. Kelas Minat melakukan kegiatan belajar secara rutin lima hari dalam sepekan. Setiap Jumat pada setiap peaknnya, Kelas Minat mengadakan materi besar dan materi tambahan.

”Kegiatan belajar tidak hanya kami lakukan di Rumah Minat. Tapi juga kami lakukan di luar ruangan, camping ground,” ucapnya. (**)

Editor: Agung DW






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos