MOMENTUM-- Tekadnya untuk membangun Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) tak pernah padam.

Meski pernah gagal dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2005, tidak membuat pria kelahiran 3 September 1968 itu menyerah.

Berbekal semangat tinggi dan segudang ilmu dalam birokrasi, akhirnya Dawam Raharjo berhasil menjadi orang nomor satu di kabupaten berjuluk Bumei Tuwah Bepadan.

Ya, berpasangan dengan Azwar Hadi, Dawam berhasil meraup 210.606 suara dalam pilkada serentak Desember 2020 lalu. Hingga akhirnya dilantik dan mulai bertugas sejak 26 Februari 2021.

Saat bertemu jajaran redaksi Harian Momentum, mantan aparatur sipil negara (ASN) itu sempat mengulas sedikit pengalamannya dalam Pilkada lima belas tahun silam. 

Saat itu, dia terpaksa menelan pil pahit karena kalah atas pasangan Satono-Noverisman Subing. 

“Mungkin sudah garis tangan. Karena saat itu saya belum punya mobil. Hanya sebatas pencuci mobil, sehingga garis tangan saya terhapus akibat terlalu sering terkena air dan sabun,” kata Dawam.

Banyolannya berhasil membuat saya dan jajaran redaksi terbahak- bahak. Ternyata pria kelahiran Bentengsari, Jabung, Lamtim tersebut sangat piawai dalam melawak. 

Ada kalanya serius. Tapi sesekali kita perlu tertawa untuk menghilangkan stres. Begitu pesan Dawam sembari mempersilahkan kami menyeruput kopi yang terhidang di meja.

Tidak lama kemudian, dia kembali berkata, bahwa hal tersulit dalam hidup adalah mendisiplinkan diri sendiri. Tapi ketika hal itu berhasil diwujudkan, pasti keinginan akan tercapai. 

Menurut dia, tidak satu pun manusia di atas bumi ini yang mengetahui nasibnya ke depan. Semua kembali ke garis tangan. Tapi ini garis tangan benaran, bukan becanda.

Sehingga teruslah berbuat baik terhadap sesama dan disiplin dalam bekerja. Itu lah pesan berharga yang berhasil saya cerna dalam pertemuan singkat dengan Bupati Lamtim, kemarin. 

Terima kasih atas wejangannya Mas Dawam. Tabikpun. (**)