MOMENTUM-- Wartawan harus bisa menulis kolom. Tidak sekedar berita biasa. Caranya, harus banyak belajar dan jangan pernah takut untuk mencoba.
Wejangan dari senior di kantor terus mengiang dibenakku semalam. Kebetulan, kali ini aku mendapat giliran untuk mengisi rubrik Nyekhita.
Hingga sekitar pukul 20.00 WIB, belum ada ide yang terlintas. Sempat termenung sebentar, hingga akhirnya kuputuskan membuat lintingan. Tentunya tembakau, bukan ganja.
Cita rasa tembakau pilihan asal Kediri Provinsi Jawa Timur itu seakan menjalar perlahan ke saraf. Terlalu asik menatap monitor komputer, ternyata lintingan padam.
Ya, semalam aku sedang menantikan informasi panting dari pemerintah. Terkait status pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Bandarlampung.
Setelah membaca berita di online, ternyata prediksi mayoritas orang benar. Kebijakan pembatasan kegiatan itu kembali diperpanjang, selama dua pekan. Hingga 6 September 2021.
Alamak. Mau sampai kebijakan ini diterapkan? Kegundahanku langsung dijawab pak Luhut Binsar Panjaitan melalui siaran persnya. Menurut Menko Kemaritiman itu, PPKM akan terus berlanjut selama pandemi masih ada.
Tentu itu bukan kabar baik. Sebab, selama pandemi ini perekonomian kian sulit. Lebih dari setahun sudah kita mengalaminya.
Semua serba terbatas. Aktivitas di luar rumah tidak lagi bebas. Termasuk isi kantong juga ngepas. Lama- lama otak juga bisa berubah menjadi tidak waras.
Ketika PPKM diperpanjang, tentu penyekatan sejumlah ruas jalan protokol di Kota Bandarlampung juga masih berlaku.
Seketika, aku langsung membayangkan wajah para pedagang yang lokasi berjualannya berada di jalan yang terkena penyekatan.
Bagaimana mereka bisa bertahan hidup? Apakah para pekerja di sana mampu menafkahi keluarganya di rumah, jika mereka sendiri tidak bekerja.
Jiwa korsa kesusahanku seakan terpanggil dengan kondisi ini. Ingin rasanya bertandang ke rumah Mbak Dewi Persik, lalu nyanyi bareng. “Ingin kuteriak, ingin kumenangis. Tapi air mataku sudah tiada lagi.”
Tapi yakinlah. Tuhan pasti akan memberi jalan di setiap kesusahan. Seperti malam ini, lintingan tembakau berhasil memberi inspirasi. Tugasku pun selesai. Tabikpun. (**)
Editor: Harian Momentum