MOMENTUM-- Jumat itu, tepat seminggu aku menekuni profesi baru sebagai wartawan.
Pagi sebelum beraktivitas, aku menyempatkan diri memasak air untuk membuat secangkir teh. Sambil menunggu, tak lupa kupanaskan mesin si kuda besi.
Setelah itu, kutelpon senior untuk meminta arahan. Kemana aku harus meliput. Dia pun mengintruksikan ke Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD-PMI) Lampung.
Setelah mendapat ide dan menyusun daftar pertanyaan dengan rapi, aku berangkat.
Sesampainya di lokasi, ternyata narasumberku belum ada di kantornya. Sehingga aku berinisiatif mencari bahan liputan lain.
Karena kegiatan belajar tatap muka akan segera dimulai di Bandarlampung, aku tertarik untuk meliput ke toko yang menjual seragam dan perlengkapan sekolah.
Tanpa berpikir panjang, langsung kutancap gas menuju toko seragam sekolah ternama di Kota Bandarlampung.
Di tengah perjalanan, seorang polisi lalu lintas (Polantas) menghentikan laju kendaraanku. Dia memeriksa kelengkapan surat kendaraan.
Alhamdulillah, karena surat kendaraan lengkap, akhirnya dia mempersilahkan aku melanjutkan perjalanan.
Tapi, sebelum bergegas pergi, dia menanyakan kemana tujuanku. Spontan kujawab ingin liputan.
Petugas kepolisian itu langsung memberitahu bahwa ada kebakaran di Jalan Hanoman.
Tanpa basa basi aku langsung menuju ke lokasi yang diberitahunya. Tak lupa kuucapkan terima kasih.
Dari sini aku menyadari, bahwa profesiku cukup dihargai orang lain. Tinggal bagaimana kita menjaga marwahnya. Gara- gara razia, aku dapat berita kebakaran. Terima kasih pak polisi. Tabik pun. (**)
Editor: Harian Momentum