Pulau Pasaran Jadi Kampung Nelayan Modern

img
Gubernur Arinal Djunaidi meninjau sentra pembuatan ikan asin di Pulau Pasaran

MOMENTUM, Bandarlampung--Pulau Pasaran di Bandarlampung dijadikan sebagai Kampung Nelayan Modern (Kalamo) kedua di Indonesia.

Peresmian itu dilakukan Gubernur Arinal Djunaidi bersama Ketua Komisi IV DPR RI Sudin dan Dirjen PDSPKP KKP, Rabu (7-2-2024).

Gubernur menjelaskan, Pulau Pasaran merupakan sentra ikan teri terbaik di Indonesia dan menjadi kebanggaan masyarakat Lampung. 

"Hampir seluruh penghuni Pulau Pasaran tak lepas dari produksi ikan teri asin, mulai dari nelayan, pengolah hingga penjual komoditas ini," jelasnya.

Menurut Arinal, di Pulau Pasaran terdapat 109 pengolah, 8 pemasar atau pengepul dan hampir 200 orang tenaga kerja (buruh) pengolahan ikan. 

"Total produksi dari Pulau Pasaran mencapai 127,2 ton per tahun, dengan pendapatan rata-rata perbulan sekitar Rp17,8 juta," sebutnya.

Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian. Seperti ikan teri nasi yang dihasilkan Pulau Pasaran masih dikenal dengan teri Medan.

Kemudian, produk yang dijual tanpa merk dan harga ditentukan oleh pedagang. 

"Oleh karenanya, dengan diresmikannya Kalamo Pulau Pasaran akan memecahkan permasalahan yang ada dan akan memberi multiplier effect bagi kesejahteraan masyarakat," harapnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur menjelaskan, Pemerintah Provinsi Lampung memberikan perhatian khusus dalam rangka meningkatkan pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yaitu melalui Program Nelayan Berjaya. 

Program itu diharapkan produksi perikanan Lampung semakin meningkat, nelayan dan masyarakat perikanan lainnya menjadi sejahtera dan alam lestari.

Selain itu, sejalan dengan era digitalisasi, maka Pemerintah Provinsi Lampung juga mengembangkan Program e-KPB yang memberikan kemudahan pengembangan usaha bagi petani dalam arti luas (termasuk masyarakat kelautan dan perikanan) menuju “Rakyat Lampung Berjaya”.

Salah satu menu layanan bagi nelayan pada Program e-KPB adalah bantuan premi Asuransi Nelayan Berjaya (ANB) yang telah terealisasi sebanyak 5.964 jiwa bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Lampung juga telah menerapkan Green Budgeting (anggaran berbasis ramah lingkungan), seperti penebaran kembali (restocking) benih ikan ikonik sebesar 3.070.000 ekor benih ikan di perairan umum daratan disertai penguatan kearifan lokal melalui pemberdayaan kelompok masyarakat pengawas untuk memastikan tercapainya kelestarian ekosistem perairan.

Sementara, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Sulistyo mengungkapkan, Kalamo di Pulau Pasaran adalah yang kedua di Indonesia (setelah Biak) dan merupakan Kalamo tematik untuk pengolahan teri.

Kalamo Pulau Pasaran dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang merupakan bantuan dari KKP diantaranya rumah pengering higienis, gudang beku portabel, sentra kuliner, kios dan balai pertemuan nelayan.

Budi Sulistyo menyebutkan, Fasilitas Kalamo Pulau Pasaran telah memenuhi sertifikasi kelayakan pengolahan sehingga produknya siap untuk diekspor.

Terwujudnya Kalamo Pulau Pasaran yang prosesnya memakan waktu 1,5 tahun ini, kata Budi Sulistyo, merupakan hasil koordinasi dan kolaborasi yang baik antara KKP, Komisi IV DPR RI dan Pemerintah Provinsi Lampung.

Dia berharap agar pengelola menjaga, memelihara dan memanfaatkan berbagai fasilitas ini dengan baik untuk menumbuhkan perekonomian, khususnya di kawasan pulau pasaran. 

Budi juga berharap agar produk teri pulau pasaran bisa mendunia dan dikenal sebagai produk asli Lampung. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos