Harianmomentum--Ratusan mahasiswa Universitas Lampung (Unila) menuntut
Rektor untuk merevisi uang kuliah tunggal (UKT) semester sembilan.
"Hingga saat ini
belum ada keputusan yang jelas terkait aturan UKT yang dibebankan kepada
mahasiswa semester sembilan," kata Koordinator aksi Tiyas Ariansyah, di
Rektorat Unila Bandarlampung, Senin (17/7).
Menurut dia, tuntutan
sudah lama diajukan kepada Rektor, tapi belum ada tanggapan serius terkait
persoalan tersebut.
"Rektor terkesan
menghindar, bahkan sampai sekarang belum ada kejelasannya," ujar dia. Ia
melanjutkan, mahasiswa terus mendesak untuk mengeluarkan keputusan
tersebut.
Setelah menunggu
beberapa lama, lanjut dia, akhirnya keluar keputusan yang tidak memihak
mahasiswa. "Rektor mengeluarkan kebijakan, tapi justru membebani
mahasiswa, yang diharuskan membayar UKT dengan penuh," jelasnya.
Padahal, lanjut dia,
semester sembilan hanya mengambil enam SKS mata kuliah, ditambah mata kuliah
skripsi.
Dia mengharapkan,
Rektor bisa mengeluarkan keputusan yang berpihak kepada mahasiswa.
"Kita harap untuk
komprenya digratiskan, Seminar proposal dipotong 50 persen serta hasil seminar
70 persen," terangnya.
Dia menambahkan, tidak
akan meninggal Gedung Rektorat setempat sampai tuntunan dipenuhi.
"Kami tidak akan
pergi sampai ada keputusan," ujarnya. Aksi mahasiswa tersebut diwarnai
dorong-dorongan dengan petugas satuan pengamanan (Satpam) yang berjaga.
Hal tersebut dipicu
karena Rektor Unila tidak ingin menemui mereka, sehingga mahasiswa menerobos
masuk kedalam gedung namun dihalau oleh Satpam.
Aksi mahasiswa
berlanjut hingga melakukan pembakaran ban di depan gedung Rektorat Unila.(adw)
Editor: Harian Momentum