ICMI Desak Bentuk Koalisi Hentikan Kekejaman Israel

img
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie. Foto: Net

Harianmomentum--Tindakan keji dan kekerasan yang dilakukan Israel ke warga Palestina dikecam keras oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). ICMI mengimbau para pemimpin dunia memutuskan segera untuk menyelamatkan warga Palestina.

ICMI menganggap, tindakan Israel terus mengintimidasi warga Palestina merupakan penjajahan yang sudah tidak boleh ada lagi di dunia. ICMI pun berharap agar isu kebiadaban negara zionis itu jangan hanya dijadikan sebagai isu krusial umat Islam, tapi soal kemanusiaan.

“Jadilah umat manusia yang melawan kebiadaban Israel. Baitul Maqdis itu warisan nenek moyang tiga agama. Termasuk orang Islam, Kristen dan orang Yahudipun harus melawan kebiadaban Pemerintahan Israel,“ tutur Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie melalui keterangan tertulis seperti dikutip redaksi rmol.co, Jumat (28/7).

Terkait sikap Pemerintah Indonesia, ucap Jimly, ICMI berharap agar lebih agresif dan inisiatif menyelesaikan konflik Israel da Palestina yang sudah lama berlangsung ini.

“Bersama kekuatan negara-negara lain, seperti Turki atau Mesir, saya rasa bisa bekerjasama mengambil inisiatif untuk menggerakan solidaritas dunia, menyelesaikan masalah Palestina,” ujar Jimly.

Jimly berpendapat, koalisi dari para pemimpin negara di dunia dapat dibentuk guna menyelesaikan konflik dan segera memberikan kemerdekaan untuk Palestina dengan dimotori Indonesia dan Amerika, negara-negara dari Timur Tengah dan Eropa.

“Amerika sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan, bersama Indonesia dengan mayoritas beragama Islam dan juga negara-negara lain, baik di Eropa, Amerika dan Timur Tengah, itu bisa membangun sebuah 'Koalisi Abrahamic' untuk menyelesaikan masalah Israel dan Palestina,” ungkap Jimly.

Jimly menilai, masalah kemanusiaan di dunia, khususnya hubungan antara Islam dan Barat seperti konflik Israel-Palestina, dapat saja tuntas bila para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bersikap netral.

“Kalau masalah Palestina selesai, maka sebagian masalah kemanusiaan, khususnya hubungan antara Islam dan Barat selesai. Pemerintah di negara Barat saat ini harus berusaha netral. Terhadap konflik ini, jangan berpihak lagi kepada Israel,” demikian Jimly.

Konflik Israel dan Palestina kini kembali memanas. Bermula saat ditutupnya gerbang Masjid Al Aqsa oleh tentara Isarel sebagai buntut penyerangan yang dilakukan pemuda Palestina. Akibatnya, bentrokan tidak dapat terhindarkan setelah tentara Israel melarang kalangan lanjut usia di Palestina memasuki kawasan Kota Tua Yerusalem Timur. (san/rmol)

 






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos