Harianmomentum.com--Penggunaan gadget oleh anak-anak pada saat ini luar
biasa bebas. Dibutuhkan pendampingan agar anak tidak sampai kecanduan gadget.
"Kalau anak sudah kecanduan gadget, ini masalah krusial bagi kita
semua dan tak hanya di Lampung," demikian Psikolog Universitas Padjajaran,
Prof Dr Sawitri Supardi Sadarjoen di sela-sela Seminar Nasional Asosiasi
Psikologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APSI PTM) se-Indonesia, di Hotel
Emersia Bandarlampung, Selasa (13/11).
Meskipun memiliki aspek positif, seperti bisa mengakses informasi dan lebih
mudah berkomunikasi dengan keluarga, namun penggunaan gadget tak lepas dari
efek negatifnya juga.
"Efek negatif dari gadget itu terjadi karena kita tak bisa
menutup info-info yang tak tepat untuk anak-anak di bawah umur,"
ujar Prof. Sawitri.
Dia menambahkan, bagi anak dewasa yang sudah memiliki kematangan emosi,
mungkin masih dapat menilai dan memilah informasi yang diterima. Yang
dikhawatirkan ialah bagi anak yang masih belum punya kematangan emosi.
Untuk itu, lanjut Sawitri, orang tua harus mendampingi anak dalam
penggunaan gadget. Saat ini umumnya anak terlalu dini memiliki gadget. Ada
sebagian orang tua yang membuat anaknya fokus pada gadget agar orang tua bisa
lakukan hal lain.
"Kalau anak sudah kecanduan gadget, ini masalah krusial bagi kita
semua yang tak hanya terjadi di Lampung," ungkapnya.
Cara mengantisipasi agar anak tidak kecanduan gadget, orang tua harus
melakukan pendampingan secara terus menerus.
"Kalau tidak, anak akan
kecanduan. Kecanduan gadget hampir sama dengan adiksi terhadap obat, tak
bisa lepas," ucapnya.
Selain orang tua, kata Sawitri, para pendidik di sekolah juga memiliki peran
dalam mencegah terjadinya adiksi pada gadget.
Lebih lanjut dia menuturkan, seminar pemberdayaan keluarga yang digelar
APSI PTM se-Indonesia ini bertujuan agar masyarakat terutama para orang tua
lebih maksimal berfungsi sebagai pendidik dan pendukung tumbuh kembang
anak.
"Sehingga hasil didikannya itu dapat dimanfaatkan lingkungan sekitar
dan masyarakat luas," tuturnya. (ira)
Editor: Harian Momentum