Dua PDP di Lampura dan Pesibar Meninggal

img
Ilustrasi.

MOMENTUM, Bandarlampung--Pasien dalam pengawasan (PDP) Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Lampung yang meninggal bertambah dua: satu warga Kabupaten Lampung Utara dan satu lagi warga Kabupaten Pesisir Barat.

Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Lampung, jumlah PDP saat ini 69 orang: 21 dalam perawatan, 37 dinyatakan negatif dan meninggal 11 orang.

"Hari ini memang ada dua PDP kita yang meninggal," ujar Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana, Sabtu (25-4-2020).

Reihana menjelaskan salah satu PDP yang meninggal merupakan warga Lampung Utara. Wanita berusia 20 tahun itu memiliki riwayat rawat inap di Rumah Sakit Bayukarta Karawang tanggal 17 hingga 22 April 2020.

"Lalu, pasien ke luar rumah sakit atas permintaan sendiri dan langsung pulang ke Kotabumi Lampung Utara. 23 April sampai Kota Bumi, langsung dirawat di Rumah Sakit Handayani karena ada tumor, yang mengakibatkan lumpuh," jelasnya.

Dia menyebut pasien langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM). Tiba di rumah sakit, pasien dalam keadaan koma.

"Tanggal 24 April pagi dilakukan rapid test, hasil non-reaktif. Karena ada demam, infeksi paru dan riwayat perjalanan dari daerah terjangkit maka diambil swabnya," tuturnya.

Dia mengatakan saat masih menunggu hasil swabnya, kondisi pasien memburuk. "Pada malam hari, pukul 03.10 WIB meninggal. Jenazah dilakukan pemulasaran seperti pasien Covid-19," jelasnya.

Sementara untuk satu PDP lainnya, merupakan warga Pesisir Barat. Wanita 29 tahun itu memiliki riwayat perjalan dari Bekasi. 

Dia menyebut tanggal 22 April dirawat di Puskesmas Bengkunat dan dilakukan pemeriksaan gula darah yang mencapai 500 miligram perdesliter. Termasuk dilakukan rapid test dengan hasil non-reaktif.

"Tanggal 23 April, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Alimudin Umar Lampung Barat. Pasien dianjurkan untuk menggunakan insulin oleh dokter," jelasnya.

Lalu, pukul 23.50 WIB kondisi pasien mengalami dibawah kesadaran. Kemudian dilakukan pemeriksaan gula darah, hasilnya lebih dari 600 miligram perdesliter.

"Serta dilakukan rapid test kembali, hasilnya tetap non-reaktif. Tanggal 24 April, pukul 05.00 WIB pasien sesak nafas dan dipasang oksigen," tuturnya.

Kemudian, pukul 09.00 WIB kesadarannya mulai menurun dan dilakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP). "Tapi tidak berhasil dan pasien meninggal dunia. Dilakukan pengambilan swab dan sudah dikirim ke dinas kesehatan provinsi," terangnya. (**)

Laporan/Editor: Agung DW






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos