MOMENTUM, Gedongtataan--Laporan Mualim Taher tidak diregistrasi
oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kabupaten setempat. Bawaslu mengganggap
laporan itu tidak memenuhi syarat, kerena kurangnya bukti dan saksi.
Mualim Taher adalah tokoh masyarakat kabupaten setempat yang
melaporkan pasangan calon kepala daerah (paslonkada) 02, Dendi – Marzuki, atas
tuduhan dugaan politik uang dalam bentuk pemberian bantuan pembangunan kantor
PCNU Pesawaran pada 25 September 2020.
"Jadi yang disebut laporan itu jika memenuhi syarat.
Syaratnya berupa barang bukti dan saksi-saksi untuk dimintai keterangan,” kata
Ketua Bawaslu Pesawaran, Ryan Arnando saat dikonfirmasi, Selasa
(20-10-2020).
Dia melanjutkan, Mualim Taher datang ke Bawaslu (Senin 19-10)
hanya membawa bukti dalam bentuk capture (tangkapan layar) media online saja. “Jadi
dalam hal ini bukan laporan melainkan informasi awal," ujarnya.
Meskipun begitu, lanjutnya, pihaknya menerima informasi tersebut dan akan menindaklanjuti segala macam informasi yang masuk.
"Sebenarnya penyerahan bantuan tersebut dilakukan pada tanggal 25 September. Sedangkan pengawasan kampanye dimulai pada tanggal 26 September, tapi kita akan tindak lanjuti informasi awal yang disampaikan ke kami," jelasnya.
Dia juga menuturkan bahwa informasi yang disampaikan oleh Mualim Taher sudah dilakukan pengembangan dan penyelidikan sejak lama atas dugaan tersebut.
"Sebelumnya kita memang sudah menangani permasalahan ini, karena temuan internal namun karena ada informasi ini siapa tau ada temuan baru, makanya kami terima informasi ini,” ucapnya.
“Namun sejauh ini bukti yang dibawa kemarin sama persis dengan punya kami masih dari media belum ada yang lain, tapi akan kita dalami permasalahan ini," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pesawaran Yatin Putro Sugino menjelaskan, pelaksanaan kampanye dilakukan mulai 26 september sampai 5 Desember.
"Jadi kalau petahana mencalonkan diri lagi sebagai calon, pada tanggal 25 masih menjadi bupati. Baru tanggal 26 nya dijadwalkan cuti," jelasnya.(**)
Laporan: Rifat Arif
Editor: Agung Chandra W
Editor: Harian Momentum