MOMENTUM, Bandarlampung--Hingga saat ini vaksin pencegahan covid-19 yang diterima Provinsi Lampung baru tiga juta dosis.
Padahal, Lampung membutuhkan sekitar 14 juta dosis vaksin untuk 6.645.226 jiwa. Sehingga, Lampung masih kurang 11 juta dosis vaksin lagi.
Atas dasar itu, Gubernur Arinal Djunaidi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) berencana menemui Menteri Kesehatan.
"Saya bersama Forkopimda dalam waktu dekat akan ke Kementerian Kesehatan agar dosis vaksin ke Lampung bisa lebih ditingkatkan lagi," kata Arinal di rumah dinasnya, Jumat (1-10-2021).
Sebab, gubernur mengungkapkan, capaian vaksin di Lampung saat ini baru sekitar 21 persen, masih jauh dari target sasaran yang ditetapkan.
Apalagi, Lampung berada diurutan terakhir dengan tingkat vaksinasi terendah se Indonesia. Gunernur juga sudah berulang kali mengirimkan surat agar jatah vaksin ke Lampung ditambah.
"Surat kita sudah berulang kali kita kirimkan. Terakhir tadi malam juga saya kirim lagi surat untuk menambah dosis vaksin," sebutnya.
Arinal berharap, capaian vaksinasi di Lampung bisa 50 hingga 60 persen, agar terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok).
"Kalau kita berharap 14 juta vaksin terpenuhi semua. Tapi ya setidaknya 50 sampai 60 persen dulu, baru kita bisa aman," terangnya.
Terlebih, Lampung menjadi gerbang masuk Pulau Sumatera. Sehingga, dia menilai, Lampung sangat rawan dalam penyebaran covid-19.
Menurut gubernur, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan dosis vaksin yang dikirimkan ke Lampung.
"Ketika presiden datang sudah saya sampaikan juga soal vaksin. Apalagi beberapa provinsi tergantung dengan Lampung. Jadi kalau Lampung terganggu, provinsi lain pasti terdampak," tuturnya.
Dilain sisi, Lampung juga berhasil menjadi satu-satunya provinsi dengan level asesmen satu di luar Pulau Jawa dan Bali.
Arinal mengungkapkan, hal itu merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dan berkoordinasi dengan satuan kerja terkait.
"Keberhasilan ini bukan karena vaksin, tapi hasil koordinasi kita semua. Tapi kalau vaksinnya kurang juga tetap percuma," tegasnya. (**)
Laporan/Editor: Agung DW
Editor: Harian Momentum