Lugusari Jadi Desa Model Gerbang Ikan

img
Bupati Pringsewu Sujadi meresmikan Pekon Lugusari sebagai Desa Model Gerbang Ikan Desa

MOMENTUM, Pringsewu--Pemerintah Kabupaten Pringsewu kembali membuktikan komitmen melaksanakan konsep program pembangunan berbasi pedesaan. Kali ini komitmen tersebut dilaksanakan dalam bentuk program Gerbang Ikan Desa.

Terkait hal tersebut, Bupati Pringsewu Sujadi meresmikan Pekon/Desa Lugusari, Kecamatan Pagelaran sebagai Desa Model Gerbang Ikan Desa. Pada kegiatan yang berlangsung di obyek wisata Ledeng Pendem (Lependem) Belanda itu, bupati juga meluncurkan aplikasi Gerbang Ikan Desa.

"Program gerbang ikan desa ini adalah satu bentuk nyata komitmen Pemkab Pringsewu dalam mengoptimalkan potensi pembangunan desa melalui peningkatan produksi hasil perikanan budidaya," kata bupati

Pekon Lugusari merupakan salah satu sentra perikanan air tawar di Kabupaten Pringsewu.

"Lugusari ini sudah dikenal sebagai sentra perikanan air tawar di Kabupaten Pringsewu. Bahkan delapan duta besar negara sahabat pernah mengunjungi Lugusari untuk melihat potensi perikanan budidaya di pekon ini. Maka sebagai kenangan dan bentuk penghargaan, kita buatkan  patung dubes itu di tempat ini," tuturnya.

Bupati berharap, dengan ditetapkanya Lugusari sebagai Desa Model Gerbang Ikan Desa, bisa menjadi contoh pekon-pekon lain untuk mengoptimalkan potensi masing-masing, bukan hanya di bidang perikanan budidaya," harapnya.

Hal senada disampikan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pringsewu Deby Hardian. Menurut dia, program Gerbang Ikan Desa merupakan bentuk nyata pelaksanaan konsep pembangunan berbasis pedesaan.

"Untuk potensi budidaya ikan air tawar, Kabupatenm Pringsewu memiliki 1.070 hekatare dengan pemanfaatan 519 hektare dari berbagai macam komoditas ikan," ungkapnya.

Dia juga merinci tingkat produksi perikanan budidaya di Kabupaten Pringsewu, antara lain: untuk jenis ikan lele  pada tahun 2020 total produksinya mencapai 11.777,36 ton atau 40 persen dari total produksi perikanan budidaya di kabupaten setempat. 

Namun tingkat produksi tersebut belum diiringi dengan peningkatan konsumsi ikan yang baru mencapai 27,75 kilogra perorang pertahun. Angka itu masih di bawah tingkat konsumsi ikan Provinsi Lampung maupun  nasional.

"Kita terus berupaya mencari solusi mengatasai kendala harga pakan yang mahal, penyakit ikan, ketersediaan benih dan induk yang terbatas, pasar dan harga jual yang belum optimal," ungkapnya.

Turut hadir pada kesempatan tersebut: Kabid Perikanan Budidaya Provinsi Lampung Marlina, Kepala Balai Karantina Lkan dan Pengendalian Mutu Jasil Perikanan Provinsi Lampung Rusmanto, Dekan Fakultas Pertanian Unila Prof.dr.Ir. Irwan Syukri serta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah setempat. (**)

Laporan: sulistiyo

Editor: Munizar






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos