PTPN VII Gelar Salat Ied bersama Masyarakat

img
Salat Idul Fitri 1439 Hijriyah.

Harianmomentum.com--Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah, karyawan Kantor Direksi PTPN VII bersama masyarakat sekitar melaksanakan salat Idul Fitri di Lapangan Masjid Baitunabat Komplek Perumahan,  Jumat (15/6/2018).

Bertindak selaku Imam sekaligus khotib pada shalat Idul Fitri Prof H MA Achlami HS.

Dalam khotbahnya yang mengambil tema insan fitri yang bertakwa dan beriman, Achlami menguraikan Ramadan 1439 Hijriyah sudah berlalu meninggalkan kita. Harapan terbesar setiap muslim adalah diterimanya amal ibadah selama Ramadhan, baik ibadah yang bersifat individu, maupun ibadah yang bersifat sosial.

Predikat takwa yang dicapai seorang yang berhasil dalam menjalankan ibadah puasa ditandai dengan kepekaan sosialnya yang sangat tinggi.

Ia bisa merasakan penderitaan orang lain, khususnya yang fakir miskin bukan hanya pada saat puasa. Tetapi justru setelah dia puasa.


Itu sebabnya, puasa Ramadan selalu ditutup dengan zakat fitrah. Zakat fitrah artinya peduli kepada orang lain yang tidak punya beras pada hari raya. Orang yang berhasil menjalankan ibadah puasanya kemudian meraih predikat takwa, orang tersebut ibarat seorang bayi yang baru keluar dari perut ibunya.

Orang takwa, juga senantiasa memiliki keinginan untuk mengajak orang lain masuk surga, ia tidak ingin sendirian masuk surga. Surga itu tidak hanya di akhirat, tapi juga di dunia. Nah, surga dunia itu adalah bebas dari kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, penderitaan dan sebagainya.

"Idul fitri merupakan hari kasih sayang Allah bagi kaum muslimin. Idul fitri bukanlah garis finish seperti perlombaan lari, akan tetapi hari ini merupakan hari ancang-ancang, titik tolak bagi tindak lanjut dan realisasi hasil binaan pendidikan selama Ramadan," katanya.

Ia juga menyampaikan,  puasa Ramadan telah mengajarkan kepada umat islam, untuk mengendalikan hawa nafsu, hidup merasa cukup dengan karunia yang Allah berikan. Allah swt telah menciptakan nafsu bagi manusia, sehingga dengan nafsu itu membuatnya dinamis, kreatif dan inovatif dalam berkarya dimuka bumi ini, dengan nafsu pula menjadikan manusia berbeda dengan malaikat yang senantiasa taat kepada perintah Allah.

Meskipun Ramadan telah meninggalkan kita, tetapi marilah ajaran-ajaran agung dari Ramadan, kita tetap pelihara dengan ; pertama, disaat Ramadan, kita amat sangat takut kepada Allah SWT. Kita tidak makan, tidak minum, tidak melihat yang haram, tidak membicarakan yang haram. Semua larangan Allah SWT kita patuhi, maka   mari kita bawa rasa takut hingga mati.(rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos