Harianmomentum.com--Sebanyak 36 pengurus Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi dalam berserikat selama tiga hari, mulai Selasa (26-2-19).
Aspek yang ingin dicapai dalam training di LPP Yogyakarta ini adalah untuk memantapkan posisi strategis dalam kondisi perusahaan yang sedang kurang sehat.
“Pada pelatihan peningkatan kompetensi ke X ini, kami lebih fokus kepada penguatan peran SPBUN dalam kaitannya dengan kondisi perusahaan yang sedang kurang sehat. Ada banyak masalah yang harus dibenahi agar perusahaan kembali sehat. Dan, pada kondisi ini, peran SP sangat penting,” kata Sasmika Dwi Suryanto, mewakili Ketua SPBUN saat membuka acara.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Sekjen SPPN VII ini, kondisi perusahaan BUMN Perkebunan secara umum sedang mengalami masalah yang sama alias mirip. Tertekannya harga dan lesunya pasar komoditas yang diusahakan perusahaan membuat kondisi cash flow menurun drastis. Imbasnya bukan hanya kepada terganggunya produksi dan transaksi, bahkan sampai menyentuh hak normatif karyawan.
Dalam konteks ini, tambahnya, SP harus mengambil posisi strategis. “Salah satu fungsi SP memang sebagai penyeimbang dan melakukan counter respons terhadap kebijakan perusahaan, terutama yang menyangkuat hak-hak normatif karyawan. Tetapi ketika kondisi korporasi sedang begini, kita juga harus ambil bagian memperbaiki keadaan,” kata dia.
Ada tiga aspek utama yang ingin dicapai SP dalam upaya membantu recovery korporasi. Yakni, membangun kesadaran wawasan kebangsaan untuk pengurus serikat pekerja BUMN perkebunan; melatih berpikir strategi dalam mengidentifikasi dan memecahkan persoalan dalam perusahaan; dan membangun komitmen untuk membangun daya saing PTPN secara berkelanjutan.
Direktur LPP Yogyakarta Gunawan Ciptadi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada holding dan SPBUN yang telah memberi kepercayaan. Ia menyebut, pada hari pertama, peserta akan mendapatkan materi dynamic business environment oleh Dwi Aryani. Pada sesi kedua akan diisi Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas tentang peningkatan wawasan kebangsaan. Lalu, materi membangun sinergi mencapai visi bersama Sasmika DS.
Hari kedua akan ada arahan kebijakan Holding oleh LPP Yogyakarta; Hubungan Industrial dan Ketenaga kerjaan dari Kementerian Tenaga Kerja; Fungsi dan Peran Serikat Pekerja di Perusahaan oleh Sari Sitalaksmi; dan Aspek Legal Bisnis Perkebunan.
“Di hari terakhir kegiatan akan diisi oleh executive outbound dan ditutup oleh commitment building,” jelas Gunawan.
Peserta yang mengikuti diantaranya pengurus SPBUN tingkat basis/unit sebanyak 3 orang, pengurus SP PTPN, tingkat perusahaan sebanyak 5 orang per PTP, dan pengurus Federasi serikat pekerja 10 orang.
“Harapannya peserta dapat mengejawantahkan hasil dari pelatihan ini kepada pengurus serikat yang ada di PTPN masing-masing dan kita dapat bijak terhadap kondisi perusahaan saat ini sedang sulit menyatukan pandangan hal-hal yang positif,” harapnya. (rls)
Editor: Harian Momentum