MOMENTUM, Semarang--Beberapa hari lagi kita semua menyambut bulan suci Ramadhan.Sudah siapkah kita untuk menyambutnya? Apakah semua hutang puasa dan hutang kepada sesama hambanya sudah lunas?
Sudahkah siap untuk mengurangi perbuat dosa disaat bulan suci itu? Semua pertanaan yang telah dilontarkan kepada orang-orang yang belum siap menuju bulan Ramadhan.
Mungkin semua itu berat dilakukan, apabila kita melihat dari hutang kita saat bulan Ramadhan tahun lalu. Tetapi mari kita memperbaiki itu semua dengan melunasi semua hutang hutang yang telah kita lakukan dan dosa yang dulu pernah kita lakukan. Mari sama sama kita introfeksi diri untuk menyambut bulan yang suci ini.
Berawal dari pertanyaan pertanyaan di atas pasti ada diantara kita yang masih punya hutang puasa maupun hutang kepada sesama manusia. Hal-hal yang kita lakukan disaat kita dalam keadaan terdesak. Sampai-sampai berhutang kepada Allah, berupa puasa dan berhutang kepada hambanya, berupa harta.
Alangkah lebih baiknya. hutang hutang yang dilakukan saat bulan-bulan lalu segera dilunasi: hutang puasa maupun harta. Apabila hutang harta belum bisa dilunasi, maka berdoalah kepada Allah agar dimudahkan untuk mencari rizki, Tentunya dengan iringan iktiar.
Kebanyakan orang melakukan banyak doa, tapi lupa dengan iktiarnya. Semua itu akan sia-sia, Apalagi sebaliknya, seseorang beruasaha tapi lupa berdoa, sama saja akan sia-sia.
Hal yang pertama yang harus kita lakukan untuk menyambut bulan suci Ramadhan yaitu meneguhkan niat yang baik dan diiringi rasa senang untuk menyambutnya. Itu adalah salah satu hal yang harus kita lakukan, selagi kita belum bisa melakukan kebaikan yang terpenting. Selajutnya melakukan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk ke dalam neraka.
"Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga menyambut dengan perasaan senang dan gembira saja Allah akan memberikan jaminan surga kepadanya. Dengan catatan jika semua itu dilaksanakan dengan penuh keimanan dan keihlasan."
Kemudian untuk yang belum melunasi puasanya segera lunasi puasa puasa yang dulu sempat batal ada tahun lalu, perbanyak juga berpuasa untuk melatih diri menghadapi teriknya matahari.
Maka dari itu mulailah berlatih dari sekarang agar tidak kaget ketika puasa ertamaq di bulan suci nanti. Dan perbanyaklah membaca pedoman hidu kita yang insya allah akan menenangkan hati kita semua apabila membaca dan memahami isi kitab Al-quran.
Selain itu untuk mengenang dan melepas rindu kepada nenek dan kakek ataupun buyut buyut, sadara, kerabat yang telah mendahului kita, jangan lupa ziarah kubur kepada beliau beliau. Hal ini untuk mendoakan agar diampuni dosa-dosanya, diterangkan, dan diluaskan alam kuburnya serta diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
Ziarah kubur merupakan amalan yang sangat baik, di samping kita akan mendoakan kepada ahli kubur khususnya orang tua kita. Juga ziarah kubur akan mengingatkan kita pada kematian. Bahwa kematian itu adalah sebuah kepastian sehingga kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput kita.
Adapun hal yang selanjutnya yang harus kita lakukan yaitu, silaturahmi dan saling memaafkan. Hal ini adalah salah satu upaya kita untuk menggugurkan dosa kita kepada sesama manusia setelah itutak lupa juga memohon amun keada sang maha engamun Allah SWT,
Tak kalah oenting dilakukan agar kita memasuki bulan puasa dengan bersih jiwanya, penuh ketenangan, keihlasan dan kekhusuan semata ingin mengharapkan ridlo dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 178 yang artinya:
"Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hemdaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu nikmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS Al-Baqarah ayat 178).Wallahu a’lam bi al-shawab. (**)
(Penulis: Syukur Abdillah, mahasiswa fakutas syariah dan hukum UIN Walisongo Semarang)
Editor: Harian Momentum