FKUB Pringsewu Dukung Sukses Pemilu Damai Tanpa Hoaks

img
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pringsewu menyepakati untuk berpartisipasi aktif mendukung suksesnya Pemilu 2024 yang aman dan damai.

MOMENTUM, Pringsewu -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pringsewu mendukung suksesnya pemilu 2024 yang aman, damai dan tanpa hoaks.

Hal itu terungkap dalam dialog dengan tema Pemilu Rukun dan Damai Tanpa Hoaks dan Politik Identitas di Hotel Urban Pringsewu, Ahad (15-7-2023). Diikuti sekitar  50 peserta dari  unsur lintas  agama.

Kegiatan juga dikemas dalam bentuk komunikasi dua arah, menghadirkan tiga narasumber yakni Ketua FKUB Kabupaten Pringsewu KH Mahfudz Ali, Abdul Qodir Jaelani (Akademisi UIN Radin Intan Lampung) serta Warsito (Anggota KPU Provinsi Lampung).

Pertemuan tersebut menghasilkan deklarasi menolak politik identitas dan hoaks yang ditandatangani oleh tokoh agama dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha dan dibacakan oleh tokoh agama Islam dari unsur Ormas Muhammadiyah Ustadz Imam Baihaqi kemudian diserahkan oleh ketua FKUB kepada Pemerintah Kabupaten Pringsewu melalui Kaban Kesbangpol dan Kantor Kementerian Agama Pringsewu

Kegiatan dibuka oleh Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Pringsewu Sukarman yang mengharapkan agar masyarakat Pringsewu memiliki kecerdasan dalam menyalurkan aspirasi politiknya pada Pemilu 2024.

Juga hendaknya masyarakat mengenali rekam jejak (track record) calon yang akan dipilih baik calon legislatif tingkat kabupaten, provinsi dan pusat. "Jadi untuk memilih calon ekskutif Bupati, Gubernur, dan Presiden. Bukan saatnya masyarakat memilih calon pemimpin dengan slogan NPWP (Nomor Piro Wani Piro),”ujarnya.

Ketua Organizing Committee  Dian Arif Rahman menjelaskan, latar belakang digelarnya  kegiatan tersebut karena di Indonesia adalah Negara plural, keberagaman yang ada di Indonesia yang tak ternilai   harganya adalah suatu kekayaan bangsa.

“Keberagaman ini, akan tampak seperti mozaik yang indah dan menjadi kekuatan , jika dirawat dengan baik, tetapi sebaliknya, jika perbedaan ini dipertentangkan, maka akan menjadi senjata yang bisa memecah belah bangsa Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, ada sebagian kalangan masyarakat memaknai pluralisme menjadi kontroversi, mereka memaknai sepihak, sehingga dianggapnya bahwa pluralisme menyamakan agama. Padahal makna pluralisme yang dimaksud adalah sebatas mutual respect (saling menghormati) dalam perbedaan.

“Dengan mengamalkan nilai-nilai pancasila, menjaga dan merawatnya merupakan komitmen bangsa dan negara Indonesia untuk melestarikan masa depan Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beraneka ragam,” jelasnya.

Oleh karena itu, FKUB Kabupaten Pringsewu memberikan perhatian khusus dengan membekali  kepada para tokoh dan pemuda lintas agama di kabupaten Pringsewu tentang  mengimplementasikan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan dalam menghadapi tahun politik 2024.

Agama adalah ultimate value (nilai tertinggi) yang rawan digunakan untuk kepentingan sesaat. Agama harus menjadi pemersatu bukan pemecah dengan menggunakan simbol-simbol agama,” jelasnya.

Pemilu dan Pemilu Kada 2024 merupakan pesta demokrasi agenda lima tahunan nasional yang sangat penting dan strategis menentukan perjalanan bangsa 5 tahun ke depan.

"Maka diperlukan peran para tokoh lintas agama untuk menjaga kedamaian antar dan inter pemeluk Agama dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," harapnya. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos