Harianmomentum.com--Dana
tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social tesponsibility (CSR) PT Sumber Indah Perkasa (SIP) diduga
mengendap tak tersalurkan.
Dugaan pengedapan dana tersebut mencuat
dalam aksi demonstrasi warga Desa Sindanggunung Tiga, Kecamatan Rawajitu Utara,
Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung. Aksi demonstrasi itu digelar di depan
kantor PT SIP, Kamis (05/07/2018).
Kepala Desa Sidanggunung Tiga Yusuf Arrasulli mengatakan, selama
tujuh menjabat kepala desa, tak pernah meneriam bantuan CSR dari PT SIP, meski
desanya merupakan desa penyangga perusahaan tersebut.
"Saya tidak tahu ngendap di mana,
tapi sepengetahuan saya selama tujuh tahun menjabat kades, tidak ada CSR dari
perusahaan itu, berupa uang atau bangunan, tak ada kejelasan," kata Yusuf
pada harianmomentum.com, di sela aksi demonstrasi warga setempat di depan
kantor PT SIP, Kamis (05/07/2018).
Selain itu, menurut Yusuf, PT SIP juga
sangat minim menyerap tenaga kerja lokal dari wilayah kawasan perusahaan
tersebut.
"Saya tak menampik memang ada beberapa
orang warga Desa Sidanggunung Tiga i yang jadi pekerja di perusahaan itu. Tapi
itu hanya beberapa orang saja dan sebagai buruh kontrak. Ini ak sebanding
dengan tenaga kerja dari luar,"
terangnya.
Menurut dia, aksi demonstrasi warga itu
untuk menuntut transparasi penyaluran dana CSR PT SIP ke Desa Sindanggunung Tiga. “Kami hanya
menuntut transparasi penyaluran CSR untuk desa kami dan peningkatan penyerapan
tenaga kerja lokal,” jelasnya.
Dia mengatakan, warga tidak akan
berhenti memperjuangkan tuntutan mereka, sampai pihak perusahaan memenuhi
kewajiban CSR untuk desa setempat.
"Belum
ada hasil dari tuntutan kami itu. Pihak perusahaan belum memberi tanggapan.
Janjinya dalam satu sampai dua minggu ini. Warga tidak akan berhenti, memperjuangkan
hak CSR ini,” tegasnya.
Manager PT SIP, saat dikonfirmasi
melalui telepon, enggan berkomentar. Meseki handphone-nya dalam kondisin aktif,
namuan yang bersangkut tak mengangkat panggilan telepon. Pesanan singkat (SMS)
yang dikirim pun tak dibalas.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Mesuji, terkesan kurang transparan tekait masalah CSR
PT SIP. Bappeda sebagai organisasi perangkat daerah yang membidangi permasalahan tersebut justru tidak
memiliki input data mengenai CSR setiap perusahaan di wilayah Kabupaten Mesuji.
"Terkait CSR PT SIP, gimana ya,
saya juga kurang paham ada atau tidaknya. Untuk tahun ini, kita memang
belum dapat laporan dari perusahaan terkait rencana dan realisasi CSR mereka, “
kata Sekretaris Bappeda Mesuji Irhandi Juanesvant pada harianmomentum.com.
Irhandi juga mengaku tida mengetahui
secara jelas tekait penyaluran dana CSR PT SIP pada tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun-tahun sebelumnya saya juga kurang
tahu presis, karena belum ada laporannya. Namun seingat saya pernah ada CSR
dari PT SIP. Mereka pernah membangunkan klinik, tapi sepertinya itu sudah lama,
saya lupa tahun berapa," terangnya.
Dia menyebut selama ini, setiap
perusahaan tidak tertib dan enggan menyerahkan laporan terkait realisasi CSR.
Dia menduga penyebabnya, karena perusahaan menilai bantuan sejenis uang atau
bantuan sosial yang mereka berikan kepada masyarakat adalah sebagai bentuk CSR.
Padahal sejatinya tidak. CSR
bukanlah seperti itu, melaikan bantuan semacam kegiatan pembangunan yang
mengerakan ekonomi masyarakat din sekitar perusahaan.
"Tahun ini akan kita benahi
mengenai itu semua. Telah disepakati rencananya setiap kegiatan yang
direncanakan perusahaan sebagai bentuk penyaluran CSR, terlebih dahulu
dilaporkan ke Bappeda," jelasnya. (ish)
Editor: Harian Momentum