Kapolres Waykanan Jalani Pemeriksaan Bidpropam Polda

img
Kapolres Waykanan AKBP Budi Asrul Kurniawan usai diperiksa di Bidpropam Polda Lampung. Foto: Istimewa

Harianmomentum--Kapolres Waykanan AKBP Budi Asrul Kurniawan, hadir di Bidpropam Polda Lampung untuk memenuhi panggilan pemeriksaan.  Ia menyatatak siap bertanggungjawab atas pelanggaran yang dilakukannya.


“Saya datang kesini (Bidpropam) untuk mempertanggung jawabkan pernyataan saya sepanjang masuk dalam rel-rel yang betul-betul saya langgar,”kata Budi Asrul Kurniawan, Selasa (29/8) sore.


Mengenai kronologi peristiwa, pada waktu malam pihaknya melaksanakan uji coba terkait dengan pengamanan di lokasi terkait dengan permasalahan angkutan batu bara. “Itu dilakukan untuk mengetahui apakah mereka komitment dengan tonase muatan dan jam kerja yang dilanggar oleh pihak angkutan batu bara,” ujarnya.


Setelah di lokasi, ternyata pihak angkutan batu bara melanggar dan ada penyetopan (konflik). Karena proses negosisasi buntu, sebagai Kapolres yang bertanggungjawab atas pengamanan datang ke lokasi. Sesampainya di lokasi, Kapolres melihat ada rombongan massa dan ada dua wartawan yang sebelumnya yang dikenal dekat yakni, Dedi dan Dian, untuk itu dia coba melakukan dialog.


“Saat itu memang saya agak keras, selain ditakutkan pemberitaan akan diplintir, situasinya juga gelap, jadi saya menganggap percuma dan itu juga disepakati. Singkatnya, setelah negosiasi berhasil dan konflik teratasi. Kita ngobrol, apa yang disampaikan itu benar, tetapi perkataan orang lampung  itu total tidak benar,” terangnya.


Budi mengungkapkan, yang benar pernyataan saat itu “Koran Lampung” intinya media. Tetapi bukan mengatakan “Orang Lampung”.  “Trennya, sekarang orang tidak mau baca koran, awalnya pembicaraan seperti itu,” ungkapnya.


Lalu, tambah Budi, mereka membicarakan profesi jika satu wartawan berbuat jelek maka wartawan akan jelek semua begitu pula dengan Polri, bila jelek satu akan jelek semuanya. Sebab wartawan memiliki media sendiri oleh sebab itu wartawan menguasai informasi. Polri tidak dulu tidak, tetapi sekarang memiliki media online sendiri. Setiap orang, bisa menjadi wartawan bagi  dirinya sendiri melalui medsos.


“Dari kesepakatan, mereka tidak direkam. Saya tidak mengatakannya anda bisa menilai sendiri. Akhirnya, itu dipelintir dan saya agak kurang terima, ada foto istri saya dia tidak tahu apa-apa entah siapa, oleh siapa yang mengunggah dan harus bertanggungjawab. Saya sudah minta maaf kepada  IJTI atas pernyataan saya. Saya rasa hal yang lainnya tidak, karena hanya ngobrol biasa saja bukan pernyataan resmi. Saya sudah melapor ke Polda karena Polda yang memiliki piranti untuk mengeceknya,” imbuhnya. (red)


 







Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos